Anda dapat mengunduh Pelajaran disini.

Pengembangan tabiat dikatakan sebagai pekerjaan yang paling penting yang pernah dipercayakan kepada manusia. Selama satu jam kedepan kita akan mendalami hak istimewa kita dan tanggung jawab kita supaya menjadi serupa dengan tabiat Kristus. Bergabunglah bersama kami dalam waktu yang berharga ini untuk pembaharuan diri sebagaimana Pendeta Stephen Wallace akan membawa kita “Dari Kemuliaan kepada Kemuliaan.”

Lagu yang indah, sederhana namun mendalam. Itu benar-benar inti dari peran kerjasama kita, bukan? “Arahkan pandanganmu pada Yesus.” “Memandang kepada Yesus,” {Ibr 12:2} itulah intinya. Ingat kata kerja yang diterjemahkan “memandang“? Apa bahasa Yunaninya? “Apo” yang artinya dari, dan “horao” yang artinya menatap. Saat Anda menggabungkannya, Anda mendapatkan “aphorao,” yang berarti beralih dari yang lainnya dan mengarahkan pikiran, atau mata rohani Anda tertuju pada Yesus. Ingat dalam bahasa Yunani itu dalam present active tense, itu berarti kita harus, apa? Melakukannya terus menerus, selalu.

Hanya saat kita belajar melakukan ini, saudara-saudari, maka kita dapat mengalami kemenangan yang konsisten atas pencobaan, atau kita akan terus mengalami pertumbuhan ke dalam tabiat yang serupa dengan Kristus. Ini bukanlah pilihan. Ini mutlak sangat penting. Tidak mungkin kita bisa mengubah diri kita dari kemuliaan ke kemuliaan. Tapi tidak mungkin juga Roh Kudus bisa mengubah kita kecuali kita bekerja sama dengan memandang kemuliaan Tuhan. Memandang Kristus adalah segalanya.

Saat kita sampai pada penutupan pelajaran kita sebelumnya yang agak terburu-buru, kita mendapat penjelasan bahwa memandang Kristus, pada dasarnya dan paling praktis dan dapat dimengerti berarti mempelajari kehidupan-Nya seperti yang diberikan dalam Firman-Nya. {6BC 1098.1} Benar? Oleh karena itu, kita harus, saudara-saudari terkasih, kita harus, apa? Menyediakan waktu. Mohon diperhatikan saya tidak mengatakan “cari waktu,” Saya mengatakan, apa? Sediakan waktu. Ini masalah prioritas, bukan? Ayo sekarang, mohon akui saja. Ini masalah prioritas, dan saya tegaskan bahwa tidak ada prioritas yang lebih tinggi untuk orang Kristen daripada memandang Kristus, dan itu berarti mempelajari kehidupan-Nya seperti yang diberikan dalam Firman-Nya. Oleh karena itu kita harus menyediakan waktu untuk belajar Alkitab dengan sungguh-sungguh secara pribadi. Dan kita semua berkata: {Amin}

Saya berdoa agar Anda sepenuhnya menyadari dan yakin akan hal itu, saudara-saudari terkasih, dan Anda akan membuat keputusan yang tepat sekarang tentang jadwal harian Anda. Anda harus melakukannya jika Anda ingin diubahkan, dan menjadi saksi yang efektif bagi Sang Raja dan warga negara yang layak untuk Kerajaan-Nya. Ya, tentu.

Nah, kita perlu maju terus sekarang untuk mempertimbangkan prinsip lain yang sangat penting dalam pengembangan tabiat Kristen. Ada satu pernyataan lain yang tidak sempat saya bagikan yang baru saja saya bagikan kepada Anda. Tapi sebelum kita masuk ke materi yang diilhami, mari kita pastikan bahwa kita memiliki Roh yang sama yang menolong kita memahaminya dan yang mengilhamkannya. Amin? {Amin} Itulah Roh Kebenaran, Roh Kudus. Dan itu adalah hak kita untuk bertanya. “Mintalah maka akan diberikan.” {Mat 7:7} Tidak ada yang bisa Anda lakukan untuk memperolehnya atau layak mendapatkannya. Puji Tuhan, semua pemberian-Nya yang baik dan berharga telah diperoleh bagi kita oleh kehidupan dan kematian Yesus, dan sekarang tersedia untuk kita sebagai pemberian cuma-cuma, tetapi itu hanya diterima atas dasar permintaan karena Tuhan tidak pernah memaksakan sesuatu pada siapa pun. Itu sebabnya seluruh ekonomi surga bekerja atas dasar prinsip sederhana, “Mintalah, maka akan diberikan.” Tolong sediakan waktu Anda untuk berlutut bersama saya untuk memohon pencurahan Roh Tuhan. Saat Anda berdoa atas nama Anda sendiri, berdoalah untuk saya juga.

Bapa di surga, betapa berharganya kesempatan untuk berkumpul sore ini di kesunyian bait-Mu ini untuk tujuan mempelajari Firman-Mu. Tapi Bapa, kami tidak berani melanjutkan dalam pelajaran kami akan pengetahuan kebenaran yang mengubah hidup, kebenaran sebagaimana ada di dalam Yesus, tanpa terlebih dahulu meminta Roh Kebenaran, Roh Yesus. Tolong curahkan Roh itu ke atas kami. Tolong curahkan terutama padaku karena aku lebih membutuhkan daripada siapa pun. Aku hanyalah bejana tanah; Aku hanyalah manusia yang rusak karena dosa, dan Engkau akan membuat keajaiban jika aku bisa menyatakan kebenaran dengan sangat akurat atau keindahannya. Tolong buat mujizat itu dengan Roh Kebenaran. Kuasailah sepenuhnya diriku, tubuh, pikiran, dan jiwa. Arahkan pikiranku, kata-kataku, biarkan aku mengatakan apa yang Engkau ingin aku katakan, tidak lebih, tidak kurang, tolonglah. Sentuh bibirku dengan arang. Dan apa yang Engkau berhasil katakan melalui aku, semoga menemukan hati dan pikiran yang menerima, dan kehendak yang tunduk sehingga itu bisa mengubah kehidupan. Inilah doaku dalam nama Yesus. Amin.

Kita menutup studi kita pagi ini, seperti yang Anda ingat, memperingatkan Anda bahwa ketika Anda memandang pada Kristus, maka Anda tidak terkesan dengan pertumbuhan dan perkembangan tabiat Anda sendiri, tetapi Anda akan semakin melihat dalam diri Anda sendiri  tabiat yang rusak dan cacat. {SC 64.2} Apakah kita semua memahami hal itu? Anda lihat, di seluruh Kitab Suci, mereka yang paling dekat dengan Kristus dan yang telah melihat sepenuhnya kemuliaan-Nya adalah orang-orang yang telah membuat pengakuan yang paling mengejutkan tentang kekurangan mereka sendiri, kesalahan mereka, kelemahan mereka, dan cacat yang mereka miliki. Musa, misalnya, di Gunung Sinai, ketika dia melihat kemuliaan, apa akibatnya, sejauh menyangkut wajahnya? Itu bercahaya sangat terang sehingga orang Israel bahkan tidak tahan melihat pantulan sinarnya. Pertanyaan: Apakah Musa menyadari hal itu? Sangat menarik, dia tidak menyadarinya, dan Kitab Suci secara khusus menunjukkan hal itu. Keluaran 34:29, “Ketika Musa turun dari Gunung Sinai, (kedua loh Hukum Allah ada di tangan Musa ketika ia turun dari gunung itu), tidaklah ia tahu, bahwa kulit mukanya bercahaya oleh karena ia telah berbicara dengan Tuhan.” Dia tidak mengetahuinya. Mengapa Kitab Suci mengemukakan hal itu? Karena kita sedang diajarkan sesuatu yang rohani, saudara-saudari. Saat kita melihat kemuliaan Tuhan, kita akan diubahkan. Kita akan memantulkannya, tetapi kita tidak akan mengetahuinya.

Ingat bagaimana inspirasi mengatakannya? Dalam pernyataan sebelumnya, Dalam Bible Commentary, Volume 6, halaman 1097: “Tidak terlihat oleh diri kita sendiri.” Apa artinya “tidak terlihat oleh diri kita sendiri”? Kita tidak menyadarinya. “Tanpa disadari oleh diri kita sendiri, kita berubah hari demi hari dari jalan dan kehendak kita ke jalan dan kehendak Kristus, ke dalam keindahan tabiat-Nya. Demikianlah kita bertumbuh menjadi serupa dengan Kristus, dan tanpa sadar memantulkan gambar-Nya…” Semua orang menyadarinya, tapi kita tidak.

Apa yang kita sadari? Nah, ketika Yesaya melihat sekilas kemuliaan itu, apa yang dia katakan? Dalam 6:5, “Lalu kataku: ‘Celakalah aku!  aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir; namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam.‘” Anda perhatikan, ketika dia melihat sekilas kemuliaan Tuhan, dia memiliki penilaian yang sangat rendah tentang dirinya, bukan? Bagaimana dengan Daniel? Daniel 10:8, dari versi King James: “Demikianlah aku tinggal seorang diri. Ketika aku melihat penglihatan yang besar itu, hilanglah kekuatanku: aku menjadi pucat sama sekali dan tidak ada lagi kekuatan padaku …” “Kekuatanku,” hal-hal terbaik dan paling mengagumkan tentang diriku, ketika aku melihat sekilas dari kesempurnaan tabiat Kristus yang tak terbatas itu, sebaliknya, berubah menjadi kelemahan/hilang. Saudara-saudari, harap berhati-hati. Anda akan tergoda untuk berpikir bahwa Anda semakin buruk, tidak lebih baik. Tapi yakinlah, Anda tidak bertambah buruk. Anda memang sudah buruk seperti itu. Bukan? Anda memang sudah seperti itu. Anda baru saja menemukan sesuatu yang lama telah tersembunyi, Anda telah merasa benar sendiri, menipu diri sendiri. Bukankah itu ciri-ciri dan kondisi umat di Laodikia? Kita pikir kita ini apa? Ayo: “kaya dan telah memperkayakan diri dan tidak kekurangan apa-apa, dan kita bahkan tidak tahu bahwa kita melarat, miskin, buta, malang dan telanjang.” {Wahyu 3:17} Semoga Tuhan membantu kita keluar dari pembenaran diri, penipuan diri sendiri. Apakah saya mendengar “amin”? {Amin}

Dan itu tidak akan menjadi pengalaman yang nyaman, berhadapan muka dengan muka dengan kenyataan sebenarnya. Tapi saudara-saudari, ini adalah pengalaman yang diperlukan. Amin? Dan ketika kita menemukan itu, tolong jangan berkecil hati. Puji Tuhan atas penemuan itu, maksud saya, Anda harus menemukannya jika Anda dan Dia ingin menghadapinya. Benar? Mengaku kepada-Nya dan mengklaim janji-Nya, “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan ,” apa? “… Menyucikan kita dari segala kejahatan.” {1 Yoh 1:9}

Tapi kemudian bekerja sama dengan-Nya dalam proses penyucian dengan memandang bukan masalahnya, tetapi solusinya. Saya baru saja mengatakan sesuatu yang sangat penting di sana. Tahukah Anda apa yang sering kita lakukan ketika menemukan masalah dalam hidup kita? Kita begitu berhati-hati, kita memutuskan bahwa kita akan menangani masalah itu. Mari, sekarang, mengakui itu kepada saya. Jadi kita melakukan usaha; kita bergulat dengan masalah itu dan kita berjuang dengan masalah itu, dan kita berakhir dengan masalah yang jauh lebih buruk dari semula. Mengapa? Dalam memandang kita diubahkan. Jika Anda fokus pada masalah Anda, apa yang Anda lihat? Masalahnya, dan pada akhirnya apa yang Anda jumpai? Masalah yang lebih buruk. Jadi, apakah Anda telah mengalaminya? Terkadang kita melakukannya dengan sangat berhati-hati, tidak sadar, tapi dengan sangat hati-hati. Jadi apa yang harus kita lakukan? Kita mengalihkan pandangan dari masalah dan mengarahkannya ke solusi. Kita memandang Anak Domba {Yoh 1:29}, dan dengan memandang kita diubahkan dengan kuasa Roh Kudus. Roh Kudus menangani masalah ini secara berlawanan dengan mengarahkan pada kebajikan Yesus. Amin? Apa Anda memahaminya? Oleh karena itu cara terbaik untuk bekerja sama adalah dengan tidak fokus pada masalah, tetapi meminta Tuhan mengampuni Anda, dan kemudian fokus pada kebajikan yang ada di dalam Yesus. Dengan kuasa Roh Kudus, Dia akan mengatasi masalah dengan mengembangkan kebajikan yang ada di dalam Kristus. Apakah itu jelas bagi Anda? Ini adalah konsep yang sangat penting. Saya ingin membagikannya pagi ini, tetapi kehabisan waktu.

Ini adalah janji berharga yang harus saya bagikan kepada Anda juga. Dalam buku Desire of Ages, halaman 302, di bagian bawah. Desire of Ages, halaman 302: “‘Berbahagialah mereka yang lapar dan haus akan kebenaran.’ {Mat 5:6} Merasakan ketidaklayakan akan membuat hati lapar dan haus akan kebenaran, dan keinginan ini tidak akan mengecewakan. Mereka yang memberi ruang di hati mereka untuk Yesus,” mereka yang, apa? “…memberi ruang di hati mereka untuk Yesus akan mewujudkan kasih-Nya. Semua yang rindu untuk menjadi serupa dengan tabiat Tuhan akan dipuaskan.” Apakah saya mendengar “amin”? {Amin} “Roh Kudus tidak pernah meninggalkan jiwa tanpa pertolongan bagi mereka,” yang apa? “…memandang pada Yesus. Dia menggunakan hal-hal kebajikan Kristus dan menunjukkannya kepadanya. Jika… Jika mata tetap tertuju pada Kristus, pekerjaan Roh tidak berhenti sampai jiwa menjadi serupa dengan gambar-Nya.” Apakah itu janji yang berharga, atau? “Pekerjaan Roh tidak berhenti sampai jiwa menjadi serupa dengan gambar-Nya.” Tapi apa syaratnya? Semua janji Tuhan adalah bersyarat. Jika – jika, apa? “Jika mata tetap tertuju pada Kristus.” Saudara-saudari terkasih, betapa pentingnya kita belajar untuk “aphorao”, mengalihkan pandangan mata rohani/pikiran kita dari segala sesuatu yang lain dan tetap tertuju, terpaku, pada Yesus. {Ibr 12:2}

Oke, sekarang ada prinsip lain yang kita perlu fokus dalam pengembangan karakter. Saya suka menyebutnya hukum pengaruh timbal balik. Hukum apa? Pengaruh timbal balik. Apakah itu hukum pengaruh timbal balik? Dengan anugerah Tuhan, itulah yang perlu kita pahami. Harap dimengerti bahwa tabiat kita tidak hanya dibentuk oleh hal-hal yang masuk ke dalam pikiran, apa yang kita lihat, itu juga dibentuk oleh hal-hal yang diwujudkan dalam tindakan, bagaimana kita berperilaku. Apakah Anda dapat memahami semuanya itu? Saya ingin mengulanginya: Tabiat kita tidak hanya dibentuk oleh hal-hal yang masuk ke dalam pikiran, apa yang kita lihat, tabiat kita juga dibentuk oleh hal-hal yang diwujudkan dalam tindakan. Apakah hal-hal yang diwujudkan dalam tindakan? Itu adalah perilaku kita, hal-hal yang kita katakan dan lakukan. Nah, alasan mengapa tabiat kita dibentuk oleh tindakan/perilaku, adalah karena hukum pengaruh timbal balik. Apa sih hukum pengaruh timbal balik itu?

Nah, apa arti kata timbal balik? Dua arah, dua arah. Anda tahu, mesin timbal balik adalah mesin dengan piston yang bekerja, apa? Bolak-balik, berbeda dengan mesin putar yang berputar-putar. Timbal balik: dua arah. Jadi perlu diketahui bahwa ada pengaruh timbal balik, pengaruh dua arah dengan kata lain, antara pikiran dan perasaan kita, dengan kata-kata dan tindakan kita. Apakah Anda dapat mengikuti saya? Tolong beri tahu saya bahwa Anda mengerti; Saya butuh umpan balik. Ada pengaruh dua arah, pengaruh timbal balik, antara, apa? Pikiran dan perasaan kita. Apa yang kita bicarakan di sini kelas? Pikiran dan perasaan digabungkan? Tabiat. {5T 310.1} Ada pengaruh dua arah antara pikiran dan perasaan kita dengan kata-kata dan tindakan kita, perilaku kita. Inilah sebabnya mengapa hal-hal yang kita lakukan yaitu, perilaku, memiliki efek langsung dan dramatis pada perkembangan tabiat kita, karena hukum pengaruh timbal balik ini. Kita semua mengerti bahwa perilaku kita dipengaruhi oleh pikiran dan perasaan kita. Tapi yang gagal dipahami banyak orang adalah bahwa pikiran dan perasaan kita kemudian pada gilirannya dipengaruhi oleh kata-kata dan tindakan kita, perilaku kita. Ada, apa? … pengaruh timbal balik.

Nah, prinsip inilah yang menjadi dasar kutipan tentang janji yang akan kita baca ini dibuat. Omong-omong, semua janji Tuhan adalah, apa? … bersyarat {2SAT 195.5}, dan bagaimana kondisinya? Itu adalah ketaatan pada prinsip-prinsip Tuhan, Hukum Tuhan; dan alasannya, saudara-saudari, adalah karena berkat hanya menjadi milik/bagian kita dalam ketaatan. {RH, 28 Januari 1875 par. 16} Apakah Anda mendengar apa yang baru saja saya katakan? Itu konsep penting. Saya ingin mengulanginya: Berkat hanya menjadi bagian/milik kita dalam apa? Dalam ketaatan. Begitu banyak dari kita berpikir bahwa Tuhan memberkati kita UNTUK ketaatan. Benarkah itu? Tidak, Tuhan memberkati kita DALAM ketaatan. Berkat itu melekat/ada dalam ketaatan. Apa Anda mengerti itu? Itu konsep kuncinya. Saya ingin mengulanginya: Berkat apa? Melekat/ada dalam ketaatan. Tuhan tidak memberkati Anda UNTUK ketaatan, Dia memberkati Anda dengan memampukan Anda untuk taat dan menuai berkat yang melekat/ada dalam ketaatan. Apakah ada perbedaan? Tentu ada, perbedaan besar.

Juga, ketahuilah bahwa penderitaan melekat pada ketidaktaatan. Tuhan tidak menghukum Anda UNTUK ketidaktaatan, Anda menghukum diri sendiri DALAM ketidaktaatan. Ayo, saya butuh tanggapan, apakah Anda mengerti ini? Anda hanya memandang saya lagi. Kita menghukum diri kita sendiri dalam ketidaktaatan, dengan memilih untuk hidup di luar saluran berkat itu. Saluran berkat adalah hidup dalam ketaatan, karena berkat itu melekat/ada dalam ketaatan. Jadi karena alasan inilah semua janji Tuhan bersyarat, dan syaratnya selalu taat, karena janji adalah jaminan berkat. Tapi bisakah Anda mendapat berkat jika Anda tidak taat? Tidak, karena berkat itu melekat/ada dalam ketaatan. Nah, saya sudah mengatakan hal yang sama beberapa kali, tapi saya harap itu benar-benar jelas.

Janji yang baru saja akan kita baca di sini, itu ditemukan dalam Amsal 16:3 dan dari ayat inilah kita mengambil judul pelajaran kita, didasarkan pada hukum pengaruh timbal balik ini. Dengarkan baik-baik: “Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN,” Apa yang kita bicarakan? “Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan.” Itu adalah perilaku Anda. Itu adalah perkataan dan tindakan Anda. Itu adalah hal-hal yang diwujudkan dalam tindakan, oke? “Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan, dan,” apa yang akan terjadi? Apa yang akan terjadi? “…pikiranmu akan,” apa? “…diteguhkan.” Apa artinya “diteguhkan“? Diperkuat, didorong, dikonfirmasi, diteguhkan. Oke? Dibuat permanen, itulah artinya. Sekarang, jika kita menginginkan pikiran yang benar, pikiran seperti Kristus, untuk diteguhkan, apa yang harus kita lakukan? Kita harus menyerahkan perbuatan kita kepada Ketuhanan Yesus Kristus. Karena perilaku kita, jika tidak seperti Kristus, tidak akan meneguhkan pikiran dan perasaan seperti Kristus. Apakah itu jelas bagi Anda? Karena hukum ini disebut hukum, apa? Pengaruh timbal balik.

Dalam Signs of the Times, 14 November 1892: “Tindakan/perbuatan dalam kehidupan sehari-hari menyatakan ukuran dan membentuk watak dan tabiat kita…” Lihat, itu mengungkapkan banyak hal tentang apa yang terjadi di sini. Tapi bukan hanya itu saja; apa lagi yang dilakukan? Baca terus: “Kebiasaan berbicara, tabiat tindakan kita, membentuk kita.” Dengan kata lain, pikiran dan perasaan kita tidak hanya mempengaruhi kata-kata dan tindakan kita, tetapi kata-kata dan tindakan kita sebaliknya mempengaruhi pikiran dan perasaan kita; itu membentuk kita. Apakah Anda memahami ini? Ini satu lagi: Dalam Testimonies, Volume 4, halaman 657: “Setiap tindakan dalam hidup…” Apa saja yang termasuk di dalamnya, saudara-saudari terkasih? Itu adalah semua kata-kata dan tindakan kita. “Setiap tindakan dalam hidup, meskipun kelihatan tidak penting, memiliki pengaruh dalam pembentukan tabiat. Tabiat yang baik lebih berharga daripada harta duniawi, dan proses pembentukannya adalah sesuatu yang mulia yang bisa dilakukan manusia.” Bukan hanya yang paling mulia, tapi juga yang paling penting. {Ed 225.3}

Oke, sekarang, apa yang ingin saya lakukan semoga kita memahami hukum pengaruh timbal balik ini, yaitu menerapkannya pada anggota tubuh manusia yang paling aktif; dan apa itu anggota tubuh manusia yang paling aktif? Lidah. Anda tahu itu. Apakah anggota tubuh manusia yang paling aktif? Lidah. Dan saudara-saudari terkasih, hukum pengaruh timbal balik ini, memiliki aplikasi khusus dan terutama untuk pekerjaan lidah, lebih dikenal dengan kata-kata kita. Tolong terapkan prinsip ini bersama saya sekarang pada pekerjaan lidah. Perbuatan lidah harus diserahkan kepada Tuhan jika pikiran yang benar akan diteguhkan. Apakah Anda mendengar apa yang saya katakan? Perbuatan lidah harus diserahkan kepada Tuhan jika, apa? Pikiran yang benar akan diteguhkan. Inilah tepatnya mengapa David berdoa… Apa doanya? “Mudah-mudahan ucapan mulutku dan,” apa lagi? “… dan renungan hatiku, berkenan dihadapan-Mu, Ya Tuhan, gunung batu-Ku dan Penebusku.” {Mzm 19:14} Mengapa dia berdoa agar keduanya diterima? Karena hukum pengaruh timbal balik. Yang satu tidak dapat diterima kecuali yang lainnya dapat diterima karena mereka memiliki pengaruh timbal balik yang sangat penting satu sama lain. Amin? Perbuatan mulut harus berada di bawah Ketuhanan Yesus Kristus, jika pikiran akan menjadi seperti Kristus, saudara-saudari.

Sekarang, izinkan saya mencoba menjelaskan dan mengilustrasikan hal ini. Ada jalan raya, oke, sebut saja jalan pengaruh, yang mengarah dari otak ke lidah, atau dari pikiran ke kata-kata, kalau Anda berbicara tentang organ atau fungsinya. Oke? Sebuah jalan raya bernama, apa? Jalan pengaruh. Kita semua dengan mudah mengenali arus lalu lintas yang berpengaruh dari otak ke lidah, dari pikiran ke kata-kata. Seperti yang dikatakan Kitab Suci, Lukas 6:45, “Karena yang  meluap dari hatinya,” apa? “… diucapkan mulutnya. Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik; dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaan hatinya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya meluap dari hatinya.” Begitulah arus lalu lintas yang berpengaruh dari otak ke lidah, dari pikiran ke perkataan. Tapi saudara-saudari, tolong pahami sesuatu yang sangat penting di sini. Jalan lebar yang mempengaruhi arus dari otak ke lidah, dari pikiran ke perkataan, adalah jalan dua arah. Ini, apa? Ini adalah jalan dua arah, dan lalu lintas yang  mengalir ke arah balik adalah sama besarnya. Secara langsung berpengaruh dan sangat besar seperti pikiran kita mempengaruhi kata-kata kita, jadi kata-kata kita pada gilirannya memengaruhi pikiran kita. Ini adalah pengaruh timbal balik, pengaruh dua arah. Saya harus mengatakannya dengan tegas dan menggarisbawahinya. Itulah kunci dari keseluruhan pelajaran ini.

Mohon didengar; Dalam buku Desire of Ages, halaman 323, kutipan: “Kata-kata adalah petunjuk dari apa yang ada di dalam hati. Karena yang meluap dari hatinya diucapkan mulutnya.’ Tapi perkataan itu lebih dari sekadar petunjuk tabiat; itu memiliki kekuatan untuk bereaksi terhadap tabiat tersebut. Manusia dipengaruhi oleh kata-katanya sendiri.” Apakah kita semua memahaminya? Dan saudari-saudari terkasih, itu termasuk Anda – itu adalah penggunaan umum istilah “man” (bahasa Inggris);” ya, termasuk Anda. Kita semua dipengaruhi oleh kata-kata kita sendiri. Tolong, berapa banyak dari kita yang terpengaruh? Kita semua.

Sejauh mana pengaruhnya? Mohon dengarkan: Dalam Signs of the Times, 1 Maret 1905: “Semua,” berapa banyak kelas? “Semua adalah sebagian besar,” sampai sejauh mana? “… sebagian besar di bawah pengaruh kata-kata mereka sendiri. Mereka memerankan perasaan yang diungkapkan dalam kata-kata mereka. Jadi pengendalian lidah terkait erat dengan iman seseorang. Banyak orang dengan kata-katanya sendiri percaya bahwa jalan yang salah itu benar. Pikiran diungkapkan dalam kata-kata, dan kata-kata berpengaruh terhadap pikiran;” apa yang Anda lihat di sana? Pengaruh timbal balik. “Pikiran diungkapkan dalam kata-kata, dan kata-kata berpengaruh terhadap pikiran dan menghasilkan kata-kata lain. Pengaruhnya dirasakan, tidak hanya pada diri sendiri, tetapi pada orang lain.”

Saudara-saudari, seberapa besar pengaruhnya? Itu begitu besar – mohon dengarkan – sangat besar sehingga jika kita mengatakannya cukup sering, meskipun pada awalnya kita tahu betul itu tidak benar, kita dapat membuat diri kita benar-benar percaya bahwa itu benar. Anda bisa melakukannya, Anda bisa melakukannya, melalui hukum luar biasa ini yang dinamakan hukum pengaruh timbal balik. Kita tidak berbicara tentang sesuatu yang, Anda tahu, secara kebetulan atau tidak penting di sini dalam hal pengembangan tabiat, saudara-saudari. Meskipun prinsip ini, pada umumnya, tidak dipahami oleh kebanyakan orang itu sangat luar biasa dan potensinya untuk menolong atau menghalangi kita dalam pengembangan tabiat seperti Kristus adalah begitu besar, tergantung apakah kita menggunakannya atau menyalahgunakannya. Apakah Anda mendengar apa yang saya katakan? Mari kita belajar bagaimana tidak menyalahgunakannya, tetapi menggunakannya dan menuai berkat yang melekat dalam ketaatan pada prinsip ini. Itulah tujuan kita.

Nah, mungkin salah satu pernyataan terbaik dan paling jelas mengenai prinsip ini dapat ditemukan di buku Ministry of Healing, halaman 251. Saya ingin berbagi dengan Anda. Ministry of Healing, halaman 251: Kutipan: “Ini adalah hukum alam,” oh, saya harus berhenti sejenak di sana. Ini adalah, apa? Sebuah hukum alam. Hukum alam apa yang kita miliki di sini?

Kita telah membahas ini sebelumnya, tapi saya harus melakukannya lagi. {Pendeta menjatuhkan pena.} Apakah hukum gravitasi membedakan orang? Tidak. Apakah itu memandang kepercayaan seseorang? Tidak. Sesuatu yang lebih disukai oleh seseorang? Tidak. Selalu berlaku tidak sebab Anda suka atau tidak, percaya atau tidak, tidak peduli siapa Anda, itulah hukum. Apakah kita semua memahami? Sekarang dengarkan, inilah hukumnya; inilah hukum yang selalu berlaku.

Sudah menjadi hukum alam bahwa pikiran dan perasaan kita adalah,” apa? “…diaktifkan dan dikuatkan.” Apa artinya? “Diteguhkan,” kata dalam teks utama kita. {Ams 16:3} “Adalah hukum alam bahwa pikiran dan perasaan kita diaktifkan dan diperkuat saat kita mengucapkannya.” Wah, apakah Anda dengar itu? “Sementara kata-kata mengungkapkan pikiran, juga benar bahwa pikiran mengikuti kata-kata.” Apa yang Anda lihat di sana? Pengaruh timbal balik. “Sementara kata-kata mengungkapkan pikiran, juga benar bahwa pikiran mengikuti kata-kata. Jika,” tolong dengarkan, dengarkan! “…Jika kita ingin lebih mengekspresikan iman kita, lebih bersukacita atas berkat yang kita tahu kita miliki – rahmat dan kasih Tuhan yang besar – kita seharusnya memiliki iman dan sukacita yang lebih besar.” Apakah saya mendengar “amin”? {Amin} Saudara-saudari terkasih, setiap kali Anda mengungkapkan iman Anda di dalam kata-kata, menurut hukum pengaruh timbal balik, apa yang akan Anda hasilkan? Iman yang lebih kuat. Setiap kali Anda mengungkapkan kegembiraan Anda, menurut hukum pengaruh timbal balik, apa yang akan Anda dapati? Sukacita yang lebih besar. “Tidak ada lidah,” baca terus: “Tidak ada lidah yang bisa mengungkapkan, tidak ada pikiran yang dapat membayangkan, berkat yang dihasilkan oleh menghargai kebaikan dan kasih Tuhan. Walaupun di bumi ini kita dapat memiliki sukacita seperti mata air, tidak pernah gagal, karena dialiri oleh arus yang mengalir dari tahta Allah.” Wah! Apakah Anda melihat potensi menggunakan hukum ini? untuk memberkati kita dalam pengalaman Kristen kita? Apakah Anda melihat potensinya?

Tapi saudara-saudari, saya harus memperingatkan Anda, sama dengan potensinya untuk membantu kita, jika kita menggunakannya dengan benar, adalah potensi untuk menghalangi kita jika kita menyalahgunakannya. Mari kita dengarkan keduanya dalam pernyataan berikut. Dalam buku “Mind, Character and Personality”, Volume 2, halaman 579: “Semakin banyak Anda berbicara tentang iman, semakin banyak iman yang akan Anda miliki.” Mohon perhatikan kalimat yang begitu pasti itu. “Semakin banyak iman yang,” apa? “…akan Anda akan memiliki.” Apakah ini “tidak pasti?” Tidak, itu bukan keraguan, itu hal yang pasti. Mengapa? Mengapa? Mengapa itu hal yang pasti? Karena ini hukum. Ini hukum. Anda berbicara tentang iman, menurut hukum pengaruh timbal balik, Anda akan lebih memiliki iman. Gunakan hukum, saudara-saudari. Ini adalah berkah yang luar biasa jika Anda menggunakannya. Tapi hati-hati! Dengarkan potensinya yang membahayakan, menghalangi. “Semakin banyak,” saya baca terus: “Semakin Anda memikirkan keputusasaan, berbicara dengan orang lain tentang cobaanmu, dan memperbesarnya, untuk mendapatkan simpati yang Anda inginkan, semakin banyak keputusasaan dan cobaan yang akan Anda alami.” “Semakin banyak keputusasaan dan cobaan,” apa? Ayo, Anda, apa? “…Anda akan alami.” Menurut hukum, jika Anda berbicara tentang keputusasaan dan cobaan Anda, Anda akan memiliki lebih banyak keputusasaan dan cobaan.

Saudara-saudariku, Anda tahu saya begitu yakin bahwa banyak dari kita melakukan lebih banyak kerusakan pada pengalaman Kristen dan pengembangan tabiat kita, melalui lidah kita sendiri daripada yang lainnya. Banyak dari kita melakukan lebih banyak kerusakan pada pengalaman Kristen kita dengan lidah kita sendiri daripada apa pun. Kita mengeluh, menggerutu, bersusah, dan mengomel, dan berbicara tentang semua pencobaan dan kesengsaraan kita dan semua kekecewaan kita, dan menurut hukum, apa yang kita lakukan? Kita membuat diri kita semakin tertekan dan putus asa.

Anda tahu, saya harus berbagi cerita ini. Saya akan membuatnya singkat. Saya mendapatkan kehormatan untuk menggantikan seorang guru Alkitab yang absen karena alasan kesehatan. Saya harus mengajar semua jadwal kelasnya, enam kelas, selama 3 bulan; dan saya datang ke sekolah pada hari pertama dengan penuh semangat untuk membantu dan berpengaruh positif terhadap para murid; dan saya ingat seorang siswi mendatangi saya di aula pada saat saya pergi ke kelas. Sebut saja dia Susie. Dia memiliki expressi wajah yang murung, berlarut dalam kesedihan, seperti kehilangan semua sahabatnya, dan hati saya tertuju padanya. Gadis malang itu benar-benar sedih dan tidak bahagia, sungguh kasihan. Dia berkata kepada saya, “Apakah kamu guru Alkitab yang baru?” Dan saya berkata, “Ya.” Dia berkata, “Aku ingin bicara denganmu.” Dan saya berkata, “Tentu, Susie. Datanglah ke kantor saya saat jam istirahat; dan saya memberinya waktu.” Benar saja, dia datang. Membuka pintu, dipersilahkan untuk duduk, dan Susie mulai menurunkan bebannya.

Dia mulai mengatakan semua hal yang sedih dan malang dan penderitaan hidup pada usia mudanya. Saat mendengarkan, saya mulai berpikir, “Anak ini sungguh malang.” Kemudian saat saya mendengar lebih jauh, saya mulai menyadari bahwa banyak yang dia katakan tidak betul. Menurut dia betul, tapi dia mengatakan hal-hal misalnya, “Semua guru saya mencoba untuk menjatuhkan saya.” Kebetulan saya mengenal gurunya, dan saya tahu itu tidak demikian, tapi dia sangat yakin bahwa itulah masalahnya; dan dia sangat putus asa sehingga dia mulai menangis saat mengungkapkannya; dan itu seharusnya tidak mengejutkan saya. Itulah hukum pengaruh timbal balik sedang bekerja. Anda tahu, saya ingin membantunya dan saya membuat saran, dan dia berkata, “Aku sudah mencobanya, tapi itu tidak berhasil untukku.” Seluruh jam berlalu dan, Anda tahu, kami tidak berhasil. Jadi saya katakan padanya, “Kamu tahu, Susie, kita harus bertemu lagi. Datanglah besok, waktu yang sama. Saya akan berada di sini.” Terus terang saya merasa agak ragu untuk memberinya undangan itu, karena sejauh itu sudah menemui kegagalan, tapi saya pikir saya harus melakukannya.

Keesokan harinya, tepat waktu, dia masuk. Saya berharap, tentu saja, kami telah  mengatasi semua hal negatif, dan sekarang kami bisa melanjutkan hal-hal yang positif. Oh, ternyata tidak. Tidak, saya baru mendengar setengah dari masalahnya, dan dia melanjutkan untuk mencurahkan isi hatinya, lalu saya mencoba untuk menyela dengan nasihat yang memberi harapan, hal-hal bermanfaat yang mungkin dapat dia lakukan. “Tidak, itu tidak akan berhasil untuk saya; coba itu. Itu tidak akan berhasil untuk saya.” Dia meninggalkan kantor sambil menangis lagi, dan aku benar-benar tertekan. Saya depresi. Maksud saya, kami tidak menyelesaikan apa-apa. Jadi saya benar-benar mengumpulkan keberanian dan saya mengatakan kepadanya, “Kamu tahu, Susie, kita harus bertemu lagi; kamu kembali besok.” Sulit untuk mengatakan padanya, tetapi saya pulang malam itu dan berbicara dengan Tuhan tentang hal itu. Saya berkata, “Tuhan, saya tidak dapat menolong anak malang ini. Dia sangat membutuhkan pertolongan. Apa yang harus saya lakukan?” Dia memberi tahu saya sebuah rencana.

Hari berikutnya, tepat waktu. Dia mengetuk pintu, membukanya, dan sebelum dia sempat mengatakan sesuatu, satu hal, Saya mengerahkan sepenuhnya wibawa guru Alkitab baru di sekolah, menatap tepat di matanya dan saya berkata, “Susie, tidak sepatah kata pun, tidak sepatah kata pun dari kamu tentang masalahmu sampai kamu mengatakan kepada saya sesuatu yang kamu senangi dan syukuri.” Dia sedikit terkejut; dia tahu maksud yang saya katakan. Lalu saya berkata, “Selamat datang, mari masuk, dan silakan duduk, tapi tidak sepatah kata pun tentang masalahmu sampai kamu memberi tahu saya sesuatu, setidaknya satu hal yang membuat kamu senang dan bersyukur.” Dia duduk dan saya duduk, dan saya berharap dia memberi tahu saya sesuatu karena saya tahu dia ingin berbicara dengan saya tentang masalahnya. Dia tidak bisa memikirkan apa pun, dan diberkatilah hatinya, Saya melihatnya saat dia memeras otaknya untuk memikirkan sesuatu, sesuatu yang membuatnya senang. Dia melihat ke lantai, dia melihat ke langit-langit, dia melihat ke dinding. Dia berusaha mencari sesuatu yang dapat dia syukuri, dan dia tidak dapat memikirkan apa pun. Diberkatilah hatinya. Inilah yang dapat Anda lakukan untuk diri sendiri, saudara-saudari, jika Anda menyalahgunakan hukum ini. Dia tidak bisa memikirkan apa pun, dan dia menghabiskan waktu itu dengan diam di kantor saya. Akhirnya saya katakan padanya, saya berkata, “Kamu tahu, Susie, aku harus menggunakan waktu saya. Aku akan memeriksa lembar ujian dan segera setelah kamu mendapatkan sesuatu, tolong katakan padaku apa itu, dan aku akan memberimu perhatian penuh.” Saya mengoreksi lembaran ujian terus; dia duduk di sana diam sepanjang waktu. Dia pergi, dan saya berkata, “Kamu tahu, Susie, kamu bisa kembali besok, tetapi hal yang sama berlaku untuk besok, tidak sepatah kata pun tentang masalahmu sampai kamu memberi tahuku sesuatu yang kamu syukuri.”

Besok dia tidak kembali, dan saya merasa tidak enak, Saya tergoda untuk mengatakan, “Kamu bisa datang dan kita akan membicarakan…” Tapi tidak, saya memutuskan untuk berhenti di situ. Setiap kali saya melihatnya, saya berkata, “Susie, kapan pun kamu bisa kembali, tetapi kamu harus memberi tahu aku sesuatu yang kamu syukuri.” Senyum lebar di wajah saya. Saya memberi tahu istri saya tentang pengalaman itu, dan ketika saya di rumah, kami mendapat telepon. Dia mengambilnya, dan dia memberikan telepon kepada saya dan dia berkata, “Saya pikir ini Susie.” Jadi saya mengambil telepon dan berkata, “Susie, hal yang sama melalui telepon. Tidak satu kata, tidak satu katapun tentang masalahmu sampai kamu memberi tahu aku sesuatu yang kamu syukuri.” Diam. Saya bisa mendengar napasnya; Saya bisa mendengar dia terisak; tapi tidak berbicara.

Akhirnya, diberkatilah hatinya, akhirnya dia menemukan sesuatu. Anda tahu, sudah lama sekali, saya tidak ingat persis apa itu, tapi itu sesuatu yang sangat umum. Tapi saya dapat menangkapnya, dan saya mulai membesarkan hatinya untuk menyelidiki arti dan hasil temuan itu, dan Anda tahu, kami tidak pernah membahas tentang masalah dalam percakapan itu. Kami hanya berbicara tentang berkat yang sangat nyata yang dinikmati anak itu setiap hari. Saya berkata, “Kamu tahu, Susie, aku ingin kamu datang ke kantorku besok dan beri tahu aku hal lain yang membuat kamu senang.” Dia berkata, “Baik, aku akan datang.” Dia sudah merasa lebih baik.

Dia masuk dan kami menghabiskan hari berikutnya berbicara tentang berkat yang dia terima. Berkatnya. Anda tahu, saya di sana hanya tiga bulan, tapi saya melihat hal-hal yang benar-benar luar biasa terjadi dalam hidup Susie. Dia menjadi orang yang berbeda hanya dengan memanfaatkan hukum ini daripada menyalahgunakannya. Anda tahu, sebagian besar masalahnya hanya bayangan saja. {MH 241.2} Dia telah menciptakannya dengan berfokus pada hal negatif dan membicarakan hal negatif, dan itu menjadi sangat negatif baginya; semuanya negatif.

Tentu saja dia tidak punya teman, karena dia seperti awan mendung, dan memberi ketegangan untuk bergaul, dan tak seorang pun ingin bergaul dengan orang seperti itu. Jadi dia menciptakan situasi yang dia bayangkan, dengan menjadi begitu depresi saat bersamanya sehingga tak seorang pun ingin bersamanya. Tapi ketika dia mulai positif, dia mulai mendapatkan teman. Saya tinggalkan setelah tiga bulan itu; Saya benar-benar terikat dengan murid-murid itu, dan mereka mengundang saya untuk kembali dan melakukan minggu sembahyang di tahun berikutnya. Saya tidak akan pernah lupa, saya berjalan ke belakang gereja, dan menurut Anda siapa yang ada di depan memimpin lagu pujian dengan gitarnya dan senyum yang lebar di wajahnya? Susi. Saya melihatnya dan berkata, “Puji Tuhan.” Dia langsung berlari ke arah saya ketika dia melihat saya, sambil memeluk saya dan berkata, “Aku sangat senang melihatmu, dan omong-omong, saya sangat senang di sekolah tahun ini.”

Saudara-saudari, tolong gunakan itu, jangan disalahgunakan. Prinsip ini, sama dengan potensinya untuk memberkati Anda dan membantu Anda, adalah potensinya untuk mengutuk dan menghalangi Anda. Pilih untuk mengucapkan hanya apa yang akan membantu Anda dalam pengembangan tabiat seperti Kristus. Apakah saya mendengar “amin”? {Amin}

Sekarang, dengan mengingat prinsip itu, apa yang ingin saya lakukan adalah fokus pada hal-hal yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan dalam Alkitab tentang apa yang harus kita katakan dan apa yang tidak boleh kita katakan. Anda akan takjub saat menyadari pentingnya hukum pengaruh timbal balik ini, Anda akan kagum berapa banyak perintah khusus yang ada dalam Alkitab tentang apa yang harus kita katakan dan apa yang tidak boleh kita katakan. Sekarang, memahami prinsip di balik apa yang harus dan tidak boleh dilakukan, Anda akan lebih memahami mengapa sangat penting untuk mengatakan sesuatu dan mengapa sangat penting untuk tidak mengatakan yang lainnya. Apakah Anda memahaminya? Inilah sebabnya begitu penting untuk memahami prinsip-prinsip yang mendasarinya. Maka aturan dan regulasi, mengenai apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan, menjadi sangat masuk akal. Anda mengerti itu. Oke, sekarang mari kita lihat beberapa perintah Alkitab yang spesifik tentang apa yang tidak boleh kita katakan.

Mari kita singkirkan yang negatif dulu, dan kemudian kita akan beralih ke hal positif. Sekedar pemberitahuan, pelajaran besok pagi akan berhubungan dengan apa yang harus kita katakan, dan Anda semua akan kembali besok pagi, bukan? Ayolah, itu kelihatan belum sepakat. Anda semua akan kembali besok pagi, bukan? {Amin} Ya, bagus. Oke, apa yang tidak boleh kita ucapkan berdasarkan hukum pengaruh timbal balik ini? Pertama, kita tidak boleh mengucapkan perkataan yang kotor atau kosong. Yang kotor atau kosong; Efesus 5:4, “demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong, atau yang sembrono, karena hal-hal ini tidak pantas, tetapi sebaliknya,” apa? “…ucapkanlah syukur.” Bersyukur. Saudara-saudari yang terkasih, tolong, tolong jangan biarkan sesuatu yang kotor keluar dari mulut Anda.

Omong-omong, ada banyak macam gurauan murahan di luar sana. Anda tahu apa yang saya bicarakan. Kita seharusnya sama sekali tidak terlibat dalam hal-hal semacam itu. Tidak ada sedikitpun. Ketahuilah, jika Anda mengucapkan sesuatu yang cemar/kotor, menurut hukum Anda membuat diri Anda lebih, apa? Ayo, terus terang, cemar/kotor. Sampai kepada – semoga tidak terjadi – putusan apakah yang akan dikatakan Hakim? “Barangsiapa yang cemar/kotor, biarlah ia terus cemar/kotor.” {Wahyu 22:11} Dan itu selamanya. Tolong jangan biarkan putusan itu menjadi bagian Anda. Tapi saudara-saudari terkasih, itu bisa terjadi jika Anda mengucapkan hal-hal yang cemar/kotor, karena menurut hukum Anda akan membuat diri Anda lebih kotor. Tolong jangan lakukan itu. Jagalah lidah dengan hati-hati, dan tidak mengucapkan apa pun yang tidak murni secara moral. Apakah saya mendengar “amin”? {Amin}

Tapi ada juga pembicaraan bodoh yang tidak boleh kita ucapkan. Ini yang sulit, dan beberapa dari Anda akan membenci apa yang saya katakan tentang ini, dan Anda bahkan mungkin membenci saya karena mengatakannya. Tapi diberkatilah hatimu, saya harus mengambil risiko itu, karena saya cukup mengasihi Anda untuk memberitahu Anda apa yang perlu Anda dengar walaupun Anda mungkin membencinya. Pembicaraan bodoh/kosong: Jika kita mengucapkan ucapan bodoh/kosong, menurut hukum kita membuat diri sendiri menjadi? … semakin bodoh. Amsal 15:2, “…tetapi mulut orang bebal mencurahkan kebodohan.”Karena yang meluap dari hatinya, adalah” apa? “… diucapkan mulutnya.” {Luk 6:45} Tetapi menurut hukum pengaruh timbal balik, ketika Anda mengucapkan kebodohan, apa yang Anda buat terhadap diri sendiri? Menjadikannya lebih bodoh. Sampai Anda bisa membuat diri Anda menjadi tidak serius, dangkal dan konyol sehingga Anda tidak mampu melakukan sesuatu yang substantif, sadar, mendalam dalam pikiran atau kata-kata. Anda dapat melakukannya; Anda dapat menjadikan diri Anda seorang badut.

Anda tahu, hal yang membuat kita begitu mudah melakukannya, mengenai bicara yang bodoh/kosong, adalah karena penilaian yang berlebihan bahwa dunia menyukai seseorang yang bisa membuat orang tertawa. Apakah Anda mendengar apa yang saya katakan di sini? Di dunia ini, dianggap bahwa salah satu yang paling digemari adalah mengenai, apa? Selera humor. Ayo sekarang, Anda tahu itu. Itu dianggap sebagai salah satu keunggulan yang paling digemari. dan ketika Anda benar-benar ingin memuji seseorang, Anda berkata, “Oh, dia benar-benar lucu; dia banyak menghibur.” Pertanyaan: Apakah itu benar-benar kebajikan yang diinginkan oleh seorang Kristen? Ayo, sekarang, dengan sedikit keberanian. Apakah itu kebajikan yang diinginkan oleh seorang Kristen? Jika itu adalah kebajikan yang diinginkan bagi seorang Kristen, tidakkah kita akan melihatnya terwujud dalam kehidupan Kristus? Ayo sekarang. Bukankah semua kebajikan seperti Kristus diperlihatkan dalam Yesus Kristus? Ya tentu. Tolong katakan, seberapa sering Anda melihat Kristus menceritakan lelucon? Bercanda, berbicara bodoh/sia-sia untuk mendapatkan tawa, seberapa sering Anda melihatnya? Tidak pernah; oleh karena itu, apa yang harus kita simpulkan? Ini bukanlah suatu kebajikan seorang Kristen yang sejati. Mungkin ini adalah tiruan dari apa yang dimiliki seorang Kristen sejati, dan itulah sukacita dan kebahagiaan sejati.

Mari kita bahas hal ini. Mohon dimengerti apa yang saya coba katakan di sini. Ini adalah perbedaan halus yang harus kita mengerti dan saya tidak ingin disalahpahami. Mari kita tetap dekat dengan suara nubuatan. Dalam buku Evangelism, halaman 641, Penginjilan, 641: “Ketika seseorang dapat menunjuk pada satu kata yang tidak penting diucapkan oleh Tuhan kita, atau ketidakseriusan yang terlihat dalam tabiat-Nya, ia mungkin merasa bahwa ketidakseriusan dan gurauan itu bisa dimaafkan. Roh yang menggerakkan itu bukanlah Kristen; karena menjadi orang Kristen berarti menjadi,” apa? “…seperti Kristus. Yesus adalah pola yang sempurna, dan kita harus meniru teladan-Nya. Seorang Kristen adalah gambaran termulia umat manusia, wakil Kristus.” Apakah Kristus seorang pelawak? Tidak. Oleh karena itu seorang Kristen, yang menggambarkan Kristus, tidak akan menjadi pelawak. Apakah saya mendengar kata “amin”? {Amin} Anda tidak bisa membantah dengan cerdas melawan ini.

Tapi tolong jangan salah paham dengan saya di sini. Saya tidak, dengan tegas, Saya tidak menganjurkan suasana yang sedih dan pembawaan yang muram. Orang Kristen seharusnya menjadi orang yang paling bahagia di muka bumi. {LHU 376,5} Tapi ada perbedaan antara sukacita atau kebahagiaan sejati, yang merupakan hasil dari penyucian {RC 161.7}, ada perbedaan besar antara itu dan tiruannya yakni kepalsuan yang disebut kebodohan atau kekonyolan. Ya, memang menceritakan lelucon membawa tawa sementara, tapi kemudian, apa? Berakhir disitu. Tapi yang asli, sebuah kata yang diucapkan pada waktunya {Ams 15:23}, sesuatu untuk mendorong dan meninggikan, untuk mengingatkan akan kasih dan kesetiaan Tuhan, yang membawa sukacita sejati dan abadi bagi orang yang mendengarnya. Apakah saya mendengar “amin”? {Amin} Apakah Yesus Kristus selalu siap untuk mengatakan sesuatu tepat pada waktunya? Untuk membawa sukacita dan penghiburan bagi hati yang berduka, umat manusia yang menderita? Apakah Dia selalu siap? Ya. Tapi apakah Dia berkeliling untuk menceritakan lelucon, membuat orang tertawa? Tidak. Ada bedanya kan? Semoga Tuhan menolong kita mencari yang asli, bukan yang palsu. Apakah saya mendengar “amin”? {Amin}

Dalam Bible Commentary, Volume 7, halaman 938: “Adalah benar untuk bergembira, dan bersukacita. Adalah baik untuk menumbuhkan keceriaan jiwa melalui penyucian dalam kebenaran; tetapi tidak benar untuk memanjakan gurauan dan bercanda, hal-hal yang sia-sia dan murahan…” Apakah Anda melihat perbedaan antara yang asli dan yang palsu? Apakah Anda melihatnya? Ini satu lagi. Dalam buku Child Guidance, halaman 146: “Tidak ada kemuraman dalam mengikut Yesus. Sementara semua yang tidak serius, murahan, dan lelucon, yang dikatakan rasul tidak pantas {Eph 5:4}, harus dihindari, ada ketentraman dan damai di dalam Yesus yang akan diekspresikan dalam raut wajah. Orang Kristen tidak akan berduka terus, tertekan, dan putus asa. Mereka akan berpikiran jernih, namun mereka akan menunjukkan kepada dunia keceriaan yang hanya bisa diberikan oleh anugerah.” Apakah itu membantu? Apakah Anda melihat perbedaan di sini? Tolong pahami perbedaan antara yang palsu dan yang asli. Saya khawatir dengan apa yang telah kita lakukan, ya, bahkan di gereja ini, adalah bahwa kita telah menerima yang palsu dan kita menganggap itu sebagai kebajikan yang diinginkan. Tidak. Bukan itu, karena kita tidak melihat itu di dalam Yesus.

Dalam Review and Herald, 29 Oktober 1903: “Hati-hati dengan kata-katamu. Jangan sia-siakan momen berharga dalam percakapan bodoh. Hidup yang dekat dengan Kristus sehingga Anda akan selalu siap untuk berkata-kata pada waktunya kepada orang yang letih lesu. {Yesaya 50:4} Singkirkan semua keangkuhan, semua keegoisan, semua ketidakseriusan dan yang murahan. Lawakan dan gurauan yang sia-sia adalah pelanggaran bagi Tuhan, dan penyangkalan iman Anda. Itu tidak pantas untuk pemikiran yang bijak dan pekerja yang sungguh-sungguh, membuat manusia menjadi dangkal dan tidak efisien. Berhati-hatilah, dan pada saat yang bersamaan ceria dan bahagia, menunjukkan puji-pujian kepada-Nya yang telah memanggil Anda keluar dari kegelapan menuju terang-Nya yang ajaib.” Apakah saya mendengar “amin”? {Amin} Oh, saudara, saudari, Anda tahu, Orang Kristen harus menjadi orang yang bersinar. Amin? {Amin} Kita harus memiliki sifat dan semangat yang positif, lebih tinggi dan giat berpengaruh pada semua orang yang berhubungan dengan kita. Tapi kita dapat memilikinya hanya pada saat kita memandang dan berbicara tentang kebajikan dan kekuatan dan anugerah yang ada dalam Matahari Kebenaran itu. Dalam memandang maka Anda diubahkan; Anda memantulkan cahaya, kasih, dan kuasa-Nya. Demikianlah cara Anda untuk bersinar, dengan memandang Matahari Kebenaran. Amin? Dan berbicara tentang Dia.

Bagian bawah halaman, Review and Herald, 12 Maret 1872. Dengarkan ini; ini luar biasa. “Ada orang yang tidak merasakan suatu tanggung-jawab keagamaan untuk mendisiplinkan pikiran pada hal-hal yang menggembirakan, agar mereka dapat memantulkan cahaya dan bukan kegelapan dan kesedihan. Kelompok ini akan terlibat dalam pencarian kesenangan sendiri, dalam percakapan yang sia-sia, mengejek dan bercanda, memusatkan pikiran terus-menerus pada hal-hal hiburan; atau mereka akan menjadi tertekan, mengalami cobaan berat dan konflik mental, yang mereka kira hanya sedikit saja yang pernah mengalami atau dapat memahaminya. Orang-orang ini boleh mengaku Kristen, tapi mereka menipu jiwa mereka sendiri. Mereka tidak memiliki iman yang sejati.”

Saudara-saudari, Anda tahu, Anda dapat memilih salah satu dari dua cara, bukan? Anda bisa menggunakan cara palsu yang murah, atau pergi ke jalan yang suram dan menuju pada kebinasaan. Tapi apakah solusinya? Memandang pada Matahari Kebenaran, memandang pad Dia. Dan dalam memandang Dia, Anda akan, apa? Anda akan diubahkan. Anda akan menjadi orang paling bahagia di muka bumi {LHU 376.5}, dan Anda akan memiliki perkataan untuk diucapkan pada waktunya {Yesaya 50:4} itu akan menjadi berkat bagi orang lain. Sangat penting untuk memahami cara kerjanya. Tolong jangan tertipu oleh yang palsu. Jangan mengumbar kebodohan, lelucon, bercanda, tetapi selalu siap untuk berbicara tentang kasih dan anugerah dan janji-janji Allah yang berharga agar Anda dapat membawa sukacita dan kebahagiaan abadi bagi orang lain. Mari kita berdiri.

Bapa di surga, terima kasih banyak untuk menolong kami tidak hanya memahami hukum pengaruh timbal balik ini, tetapi membantu kami memahami begitu pentingnya untuk berhati-hati menjaga apa yang keluar dari mulut kami. Ya Tuhan, kami telah membahas apa yang Rasul Paulus telah larang kami ucapkan: kecemaran dan perkataan yang sia-sia. Ada beberapa hal lain, dan Bapa tolong kami untuk mengenali bahwa setiap kali Kitab Suci menasihati kami untuk tidak melakukan sesuatu, ini untuk kebaikan kami sendiri dan kami harus menanggapinya dengan serius, dan dalam kekuatan Kristus menolak mengucapkan sesuatu yang tidak pantas. Terutama ini penting ketika kami memahami hukum pengaruh timbal balik. Teruslah bersama kami saat kami melanjutkan pelajaran kami sore ini, kami berdoa dalam nama Yesus. Amin. Tuhan memberkati kalian, saudara-saudari.