Anda dapat mengunduh Pelajaran disini.

Pengembangan tabiat dikatakan sebagai pekerjaan yang paling penting yang pernah dipercayakan kepada manusia. Selama satu jam kedepan kita akan mendalami hak istimewa kita dan tanggung jawab kita supaya menjadi serupa dengan tabiat Kristus. Bergabunglah bersama kami dalam waktu yang berharga ini untuk pembaharuan diri sebagaimana Pendeta Stephen Wallace akan membawa kita “Dari Kemuliaan kepada Kemuliaan.”

Terima kasih untuk tetap tinggal. Saya menghargai hak istimewa untuk melanjutkan pelajaran kita tentang hukum pengaruh timbal balik; dan apa itu hukum pengaruh timbal balik? Itu adalah pengaruh dua arah antara pikiran dan perasaan kita… Dan apakah pikiran dan perasaan digabungkan? Tabiat, …dan kata-kata serta tindakan kita. {5T 310.1} Apa yang kita lakukan – dalam kata-kata dan tindakan –  memiliki efek langsung pada pikiran dan perasaan yang memicunya. Itu dibangun; dikuatkan dan didorong dalam mewujudkan tindakan. Itu adalah hukum: itu berlaku apakah Anda suka atau tidak, percaya atau tidak, tidak peduli siapa Anda. Setiap kali Anda mengucapkan sesuatu Anda memperkuat pikiran yang Anda ekspresikan dalam tindakan. Harap mengerti itu. Setiap kali Anda melakukan sesuatu pada tingkat perilaku, Anda memperkuat gerakan hati, pikiran, keinginan yang memprakarsai tindakan itu – Anda memperkuatnya. Itu diperkuat oleh hukum pengaruh timbal balik.

Meskipun hukum ini berlaku untuk semua perilaku kita, kita secara khusus memfokuskan pelajaran kita pada perilaku anggota tubuh yang paling aktif, yaitu lidah, dan perbuatan lidah, yang lebih dikenal dengan kata-kata kita. Kita semua menyadari bahwa pikiran dan perasaan kita secara langsung menentukan kata-kata yang diucapkan. “Yang diucapkan mulut meluap dari hati.” {Mat 12:34} Tapi banyak dari kita gagal untuk mengerti bahwa kata-kata kita pada gilirannya secara langsung dan dramatis mempengaruhi pikiran dan perasaan kita, memperkuat dan mendorong pikiran dan perasaan untuk mengucapkan kata-kata itu. Nah, itu prinsipnya.

Apa yang ingin kita lakukan adalah membuat penerapan praktis dari prinsip itu. Apa yang ingin kita lakukan adalah memperhatikan perintah khusus dalam Kitab Suci tentang apa yang tidak boleh kita katakan dan apa yang harus kita katakan, dan semoga kita akan lebih termotivasi untuk mengindahkan perintah khusus itu memahami prinsip yang ada di baliknya. Alasannya, diberkatilah hati Anda, adalah sangat penting untuk tidak mengucapkan apa yang bodoh/sia-sia, atau yang cemar/kotor, karena jika kita melakukannya, menurut hukum kita membuat tabiat kita, apa? Cemar/kotor dan bodoh. Ketika Anda memahami prinsip itu, Anda tahu, Anda memiliki motivasi yang lebih kuat untuk menghargai yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan. bukan? Itu saja yang kita dapatkan; lalu kita kehabisan waktu.

Tapi saya ingin mempertimbangkan bersama Anda beberapa perintah khusus lainnya tentang apa yang tidak boleh kita katakan dan kemudian, saya ingin mempertimbangkan bersama Anda betapa pentingnya hal itu untuk menghargai hukum ini jika kita ingin melakukan pengendalian diri kita. Jika kita ingin melakukan, apa? … pengendalian diri kita; dan diberkatilah hati Anda, banyak dari Anda memiliki pergumulan yang begitu keras di area ini. Saya ingin Anda memahami betapa pentingnya untuk menghargai hukum pengaruh timbal balik ini jika Anda ingin menguasai pengendalian diri Anda. Itulah tujuan kita untuk pelajaran terakhir hari ini. Banyak yang harus dibahas, dan kita harus berdoa supaya lebih efisien, dan saya akan melaju dengan cepat bersama Anda; tetapi Anda berdoa agar Tuhan memberi saya efisiensi itu, dan Anda berdoa agar Tuhan memberi Anda kemampuan untuk memahami apa yang kita pelajari dan tidak hanya memahaminya, tapi menghargai dan memilih untuk menerapkannya dalam kehidupan. Kalau tidak, maka tidak akan menjadikan berkat berada di sini, tetapi saya ingin dengan sepenuh hati agar ini menjadi berkat bagi kita semua yang telah mempelajari Firman Tuhan sore ini. Jadi mari kita meminta agar Roh Kudus memberi kita berkat itu. Anda berdoa untuk saya; Saya akan berdoa untuk Anda, saat kita berdoa bersama.

Bapaku di surga, dalam nama Yesus Kristus, Aku datang lagi dengan suatu keyakinan, bersukacita atas kesempatan untuk datang ke takhta-Mu yang tak terbatas. Kami bersyukur mengetahui bahwa kami diterima di dalam Anak-Mu yang Terkasih, dan bahwa Engkau memilih untuk memandang kami, bukan seperti di dalam diri kami sendiri, tetapi kami di dalam Yesus, dan dengan demikian Engkau menerima kami dengan sepenuhnya dan leluasa sebagaimana yang Engkau lakukan kepada Anak-Mu sendiri… Anugerah yang ajaib. Yesus, Terima kasih Engkau telah mewakili kami kepada Bapa. Bapa, aku memuji-Mu atas kesempatan untuk belajar lagi selama jam-jam suci hari Sabat ini, Firman-Mu yang Kudus. Tapi Bapa, apa yang perlu kami miliki hanyalah Roh Kudus, jika tidak, itu tidak akan menjadi pengalaman yang mengubah hidup. Itu tidak dapat menjadi berkat. Jadi tolong, berkati kami dengan Roh Kebenaran, terutama aku yang memimpin dalam mempelajari Firman-Mu, juga kepada masing-masing saat mereka belajar bersamaku. Berikan kepada kami penglihatan rohani itu yang memampukan kami tidak hanya memberitakan Firman-Mu dengan benar, tetapi untuk memahaminya, menghargainya dan mengaitkannya dengan benar, sehingga kami dapat mengalami kuasa kebenaran yang mengubah hidup kami. Itu keinginan kami, Bapa, kami ingin menjadi lebih seperti Yesus, menjadi lebih seperti Dia yang adalah Kebenaran. Jadi oleh Roh Kebenaran, dalam mempelajari kebenaran, kiranya itu dimungkinkan adalah doaku dalam nama Yesus. Amin.

Kita ada di halaman berapa, kelas? Tolong saya. 75, halaman 75. Yah, kita harus di halaman 76, Saya pikir. 76. Mari kita beralih ke hal lain yang secara khusus Kitab Suci melarang kita untuk mengucapkan. Hal pertama yang kita sadari adalah bahwa kita dilarang mengucapkan sesuatu yang cemar/kotor atau apa pun yang bodoh/sia-sia. Sekarang, mohon kenali bersama saya bahwa kita dilarang untuk mengucapkan apa pun selain kebenaran dinyatakan dengan sederhana dan jelas. Kita dilarang mengucapkan apa pun selain kebenaran yang dinyatakan dengan sederhana dan jelas. Sekarang ini sangat penting; tolong pahami ini bersama saya. Yesus menjelaskannya seperti ini dalam Matius 5:37, “Jika ‘Ya’ hendaklah kamu katakan ‘Ya’, dan jika ‘Tidak’ katakan, ‘Tidak.’ Karena apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.”Jika ‘Ya’ hendaklah kamu katakan ‘Ya,’ dan jika ‘Tidak’, katakan ‘Tidak.'” Dengan kata lain, katakan sebenarnya seperti yang Anda maksud. Ketahuilah “ya, ya,” “tidak, tidak” – tapi bukan “ya-tidak.”

Apakah kita cenderung menjawab “ya-tidak”? Ya, kita cenderung melakukannya. Apa arti jawaban “ya-tidak”? Yah, itu cukup untuk meyakinkan diri kita bahwa kita mengatakan kebenaran, tapi tidak sepenuhnya benar untuk keluar dari situasi yang sulit. Itu adalah percampuran yang benar dengan dengan yang salah. Saudara-saudari terkasih, itu adalah dari si jahat. Apakah Anda mengikuti ini? Anda tahu, iblis adalah ahlinya dalam mencampur kebenaran dan kepalsuan. Itulah spesialisasinya. Setiap kali kita menempuh jalan itu, kita berbicara apa yang jahat: campuran kebenaran dan kesalahan. Harap berhati-hati dengan jawaban “ya-tidak”. Katakan yang sebenarnya dan hanya kebenaran, bahkan jika itu akan merugikan Anda. Ini juga akan membuka jalan hanya bagi perkataan yang jujur/polos, yang adalah penyataan kebenaran.

Kita cenderung memiliki godaan untuk memperindah cerita kita, bukan? Itu dinamakan terlalu berlebihan… untuk menambahkan sedikit, Anda tahu itu, hiasan agar lebih sensasional. Anda tahu apa yang saya bicarakan. Saudara-saudari terkasih, perintah ini melarang itu. Ada hal lain yang cenderung kita lakukan dan itu adalah menghiasi bahasa kita dengan sumpah, kata-kata yang didak mempunyai arti yang menurut kita perlu untuk membuat apa yang kita katakan lebih mengesankan. Ini juga melarang itu. Tolong dengarkan: Dalam buku Education, halaman 236: “Firman Tuhan juga memandang salah penggunaan ungkapan-ungkapan yang tidak berarti itu dan sumpah serapah yang mirip dengan kata-kata kotor. Ini mengutuk pujian yang menipu, menghindari kebenaran, sesuatu yang dilebih-lebihkan, kecurangan dalam perdagangan, yang sedang berkembang di masyarakat dan dunia bisnis. Biarkan ucapanmu Ya, jika ya; dan Tidak, jika tidak: dan apa pun yang lebih dari itu adalah berasal dari si jahat.” Tapi apakah Anda melihat apa yang dilarang? Apa yang dilarang lebih dari yang kita kenal sebelumnya hanya dengan membaca ayat itu. Itu mengutuk dan melarang penggunaan, apa? “Ungkapan dan sumpah yang sia-sia yang mirip dengan kata-kata kotor,” “pujian yang menipu”, “menghindari kebenaran”, “terlalu berlebihan”, “kecurangan dalam perdagangan.”

Saat Anda mencoba menjual mobil itu yang tidak bisa Anda tahan lagi karena banya masalah dengannya, bagaimana cara menyampaikannya kepada calon pembeli? Nah, inilah hal-hal yang sedang kita bicarakan. Apakah Anda benar-benar mengatakan apa masalahnya dengan mobil itu? Atau apakah Anda mengarang kondisi yang sangat tidak realistis sehingga Anda bisa membuat orang membelinya? Ini adalah hal-hal yang sedang kita bicarakan.

Tapi yang harus saya lakukan untuk mengarahkan perhatikan Anda adalah yang pertama bahwa hal yang dikutuk oleh Firman Tuhan, dan itu adalah penggunaan kata-kata kosong dan sumpah yang mirip dengan kata-kata kotor. Diberkatilah hati Anda, saya punya beban di sini, tolong dengarkan saya. Dulu kita dikenal sebagai kaum yang tidak pernah menggunakan kata-kata kotor, tapi Anda tahu, itu berubah, dan itu telah berubah secara perlahan dan bertahap. Bagaimana itu bisa terjadi? Itu terjadi dengan menggunakan kata-kata yang sia-sia yang mirip dengan kata-kata kotor, yang kita perhalus dan membuat kita lebih nyaman hingga akhirnya sebagian dari kita malah mengucapkan kata-kata tidak senonoh itu. Apa kata-kata kosong yang serupa dengan kata-kata kotor itu? Anda tahu, saya tidak nyaman membuat ilustrasi itu tapi Saya harus dipahami di sini, jadi saya akan melakukannya. Kata-kata kosong yang serupa dengan kata-kata tidak senonoh itu misalnya adalah ungkapan “Gee.” “Gee.” Cari di kamus. Definisi: “Singkatan yang diperhalus untuk Yesus;” itu adalah “gee”, singkatan dari, apa? Yesus. Kamus akan memberi tahu Anda itu.

“Eufemistik,” apa artinya eufemistik? Eufemisme adalah kata yang digunakan orang menggantikan istilah yang kurang pantas.

Pernahkah Anda memperhatikan di masyarakat Anda biasa mendengar  kata “gee,” dan kemudian berkembang menjadi “geez,” dan sekarang, apa? Itu “Yesus.” Anda mendengarnya, dan saya merasa ngeri setiap kali mendengarnya. Secara perlahan menggunakan kata-kata tidak senonoh itu, Setan membawa kita ke kata-kata yang benar-benar kotor. Contoh lain: “Gosh.” “Golly.” Cari di kamus. Versi lain eufemistik untuk Allah. Lihat di kamus, di kamus. Ini satu lagi. “Oh, my word.” Diberkatilah hati Anda, “Pada mulanya adalah Firman, dan Firman itu adalah bersama-sama dengan Allah, dan Firman itu adalah Allah,” {Yoh 1:1} “dan Firman itu menjadi daging.” {Yoh 1:14} Ketika Anda berkata, “Oh, my Word,” nama siapa yang Anda gunakan? Nama Yesus. Tolong ketahui itu. “Oh, my goodness.” Siapa saja yang dikatakan baik? Hanya Tuhan yang baik. {Mat 19:17} Jika Anda memiliki kebaikan, itu adalah dari Tuhan. Diberkatilah hati Anda, sebelum Anda terlalu cepat menuduh saya sebagai fanatik dan radikal di sini, harap disadari bahwa para malaikat setiap kali mereka menyebut nama Tuhan di bibir mereka, apa yang mereka lakukan? Mereka menutupi wajah mereka dan menundukkan kepala dan mengucapkannya dengan sangat hormat. {Ed 243.5} Saudara-saudari terkasih, Saya di sini untuk memberi tahu Anda sore ini, bahwa jika kita berharap untuk hidup dalam kekekalan di kelompok itu, kita harus memupuk rasa hormat seperti itu terhadap nama Tuhan. Apakah saya mendengar “amin”? {Amin} Itu ditemukan pada salah satu dari Sepuluh Perintah. {Kel 20:7} Ini bukan sesuatu yang kebetulan. Sangat penting untuk menghormati nama Tuhan. Tolong pikirkan ini dengan serius. Tolong minta Dia untuk menolong Anda mengidentifikasi kata-kata kosong/sia-sia yang saat ini ada dalam kosakata Anda berupa kata-kata kotor/tidak senonoh, dan demi kasih Kristus, tolong mulai singkirkan itu. Mulai membuangnya, dan dengan demikian, Anda akan sangat membantu diri Anda sendiri dalam menumbuhkan rasa hormat yang mendalam untuk Allah Suci dari alam semesta ini.

Anda akan menemukan kepekaan yang baru terhadap penghormatan Tuhan yang mempengaruhi perilaku Anda ketika Anda datang ke rumah-Nya. Apakah saya mendengar “amin”? {Amin} Kita tahu, ini semua berkaitan erat, dan salah satu alasan kita menjadi begitu ceroboh sejauh menyangkut perilaku kita di rumah Tuhan, adalah karena kita telah menjadi sangat tidak sopan ketika berbicara tentang nama Tuhan. Hubungannya terkait erat. Sepatah kata untuk orang bijak sudah cukup.

Apa lagi yang dilarang untuk kita ucapkan? Titus 3:2. Saudara-saudari yang terkasih, kita dilarang berbicara jahat tentang siapa pun. Apakah Anda mendengarnya? Mari kita membacanya. “… Janganlah mereka memfitnah.” Itu termasuk siapa? Semua orang. “… untuk tidak berbicara jahat tentang siapa pun, untuk menjadi pendamai, lemah lembut, menunjukkan kerendahan hati kepada semua orang.” Jadi, di sini kita dilarang terlibat dalam mencari-cari kesalahan, berbicara jahat, mengkritik, mencaci maki, bergosip. Itu semuanya dilarang di sini. Apakah Anda semua memahami hal ini? Saudara-saudari, saya harus memberitahu Anda bahwa ini adalah masalah serius di antara kita sebagai umat: mengkritik, mencari-cari kesalahan, berbicara jahat; dan itu pasti terjadi ketika kita merasa benar sendiri, pengalaman legalistik. Mengapa? Karena mereka yang merasa benar harus menguatkan diri dengan menjatuhkan orang lain. Itu sebabnya selalu dimana ada pembenaran diri, ada semangat mengkritik dan mencari-cari kesalahan. Karena jika Anda ingin meyakinkan diri sendiri bahwa Anda benar, Anda harus melakukannya dengan menunjukkan bahwa performa orang lain tidak sebaik Anda. Anda harus fokus dan mengungkap masalah mereka.

Sedangkan jika Anda telah datang ke salib dan menerima anugerah pengampunan yang tak terbatas oleh darah Kristus dan Anda diterima bukan berdasarkan di Anda adanya, tetapi berdasarkan keberadaan Anda di dalam Kristus, Anda akan memberikan pengampunan dan penerimaan yang sama kepada semua orang. Apakah saya mendengar “amin”? {Amin} Anda akan sangat, sangat sabar terhadap mereka karena Anda tahu Tuhan sangat, sangat sabar terhadap Anda. Jadi, kita harus memperlakukan orang lain sebagaimana kita berpikir Tuhan memperlakukan kita. Jika kita berpikir bahwa Tuhan tidak menerima kita, kecuali kita berperilaku sesuai dengan standar-Nya, maka kita tidak akan menerima orang lain kecuali mereka berperilaku sesuai dengan standar kita. Tetapi jika kita menyadari bahwa Tuhan dengan murah hati memperhitungkan kita memiliki perilaku sempurna seperti Putra-Nya, dan menerima kita atas dasar itu dan kemudian dalam kasih dan kesabaran mengajari kita bagaimana berperilaku semakin menjadi serupa dengan Dia setiap hari, kita akan menawarkan hal yang sama yakni penerimaan kepada orang lain dan sangat sabar terhadap mereka saat mereka belajar bagaimana menjalani kehidupan seperti Kristus. Mengkritik, mencari-cari kesalahan, Saudara-saudari, itu adalah kutukan, itu adalah wabah di gereja tercinta ini. Saya mohon, jika Anda terlibat di dalamnya, dengan anugerah Tuhan, tolong hentikan. Dengan anugerah Tuhan, berhentilah. Dalam Bible Commentary, Volume 5, halaman 1093: “Berhentilah memikirkan kekurangan orang lain. Jagalah agar lidah dikuduskan bagi Tuhan. Jangan mengucapkan apapun yang mungkin mengecilkan pengaruh orang lain; karena dengan mengumbar kata-kata kritik ini, Anda menghujat nama suci Tuhan sama seperti kamu bersumpah…” Anda tahu, saya tahu banyak orang Advent Hari Ketujuh yang merasa benar sendiri yang tidak akan pernah menyebut nama Tuhan dengan sembarangan. Mereka tidak akan bersumpah, namun, setiap hari mereka menghujat nama Tuhan dengan mengkritik dan mencari-cari kesalahan.

Bagaimana bisa? Nah, saudara-saudari terkasih, jika kita mengaku sebagai orang Kristen, dan mengkritik dan mencari-cari kesalahan, apa yang kita katakan tentang Tuhan? Siapa yang mendakwa saudara-saudara? setan. {Wahyu 12:10} Jika Anda dan saya, mengaku sebagai orang Kristen, ternyata pendakwa saudara-saudara, apa yang kita katakan tentang Kristus? Bahwa Dia adalah penuduh dari saudara-saudara. Kita mewakili Kristus ketika kita mengambil nama-Nya. Apakah saya mendengar “amin”? {Amin} Tolong jangan menyebut nama-Nya dengan sembarangan, dan saya tidak berbicara tentang sumpah; Saya sedang berbicara tentang mengaku sebagai seorang Kristen sementara itu menjadi pendakwa saudara-saudara. Itu menyebut nama-Nya dengan sembarangan. Apakah Anda mendengar saya, saudara-saudari terkasih?

Dari buku Sermon and Talks, halaman 367: “Kita mungkin melakukan kesalahan, dan kita mungkin harus ‘saling menasihati.'” {Rom 15:14}Kita mungkin harus,” apa? “… saling menasihati.” Apakah ada perbedaan antara menasihati saudara atau saudari kita dengan penuh kasih dan mengkritik dan mencari-cari kesalahan di belakang mereka? Itu adalah sangat berbeda. Yang satu adalah cara Kristus menghadapi kesalahan orang, yang lainnya adalah cara setan menghadapi kesalahan orang. “Kita mungkin dapat membuat kesalahan, dan kita harus ‘saling menasihati.’ Tapi telah datang ke dalam gereja… roh pemfitnah, mencari-cari kesalahan, dan berbicara jahat, yang menunjukkan bahwa Anda belum bertobat. Mengucapkan kata-kata yang tidak boleh keluar dari bibir seorang Kristen. Saudara-saudari sekalian, ketika tidak ada kata-kata yang lebih baik untuk ucapkan daripada sesuatu tentang kesalahan orang lain, ingatlah bahwa ‘diam itu adalah kefasihan.’” Apakah saya mendengar “amin”? {Amin} “Jangan berbicara yang jahat tentang siapa pun.” {Ti 3:2} Jika Anda tidak bisa mengatakan hal baik tentang seseorang, tolong jangan katakan apa-apa.

Tidak hanya untuk menghindari kerusakan yang disebabkan oleh apa yang Anda katakan kepada orang lain, tetapi ketahuilah bahwa Anda perlu menghindari kerusakan dari apa yang Anda katakan sejauh efeknya pada diri Anda menurut hukum pengaruh timbal balik. Jika Anda mengkritik dan mencari-cari kesalahan, prinsip yang mana dari dua prinsip itu membuat Anda sibuk menimbulkan kesalahan itu pada diri Anda sendiri? Pertama-tama, apa yang Anda fokuskan? Anda fokus pada masalah mereka, dan dengan memandang maka Anda apa? Ayo, Anda apa? Anda diubahkan. Kemudian melalui hukum kedua, hukum pengaruh timbal balik, dalam membicarakan masalah itu, apa yang Anda lakukan? Anda mengukuhkan dan menguatkan mereka dalam diri Anda sendiri. Mengkritik dan mencari-cari kesalahan adalah cara terbaik untuk mengembangkan semua kesalahan yang Anda fokuskan dan bicarakan dalam diri orang lain. Dalam diri Anda! Maafkan saya karena telah berkata-kata keras dalam hal ini, tapi saudara-saudari terkasih, kita melakukan begitu banyak kerusakan pada diri kita sendiri dengan mengkritik dan mencari-cari kesalahan. Kita mendatangkan begitu banyak malapetaka di keluarga kita dan di gereja kita karena ini. Semoga Tuhan menolong kita untuk dapat berubah. Apakah saya mendengar kata “amin”? {Amin}

Dalam buku Ministry of Healing, halaman 492. Berikut sebuah pernyataan yang perlu Anda tulis di kartu – salah satu dari kartu 5 x 7 itu, atau kartu 4 x 8 atau apa pun – dan tempelkan di kulkas dengan salah satu magnet itu. Atau letakkan di cermin di kamar mandi agar Anda bisa melihatnya dan dapat membacanya setiap hari! Mohon dengarkan ini! Ini adalah solusi dari kritik dan mencari-cari kesalahan seperti wabah di antara kita sebagai umat. Ini dia. Dalam buku Ministry of Healing, halaman 492. “Tumbuhkan kebiasaan berbicara baik tentang orang lain.” Apakah saya mendengar “amin”? {Amin} “Menumbuhkan kebiasaan,” apa? “… berbicara baik tentang orang lain. Memikirkan sifat-sifat baik orang-orang yang bergaul denganmu,” Jeda. Jika Anda akan berbicara tentang hal-hal positif pada orang lain, Anda harus, apa? Memikirkan mereka. “Yang diucapkan mulut, meluap dari hati.” {Mat 12:34} Carilah kualitas-kualitas baik itu, pikirkanlah itu, dan kemudian Anda bisa, apa? Membicarakannya. Kembali ke pernyataan: “Tumbuhkan kebiasaan berbicara baik tentang orang lain. Memikirkan sifat-sifat baik orang-orang yang bergaul denganmu, dan melihat sesedikit mungkin kesalahan dan kegagalan mereka.” Apakah saya mendengar “amin”? “Ketika tergoda untuk mengeluh tentang apa yang telah dikatakan atau dilakukan seseorang, pujilah sesuatu dalam kehidupan atau tabiat orang itu.”

Saudara-saudari, jika kita melakukan itu, dapatkah Anda bayangkan betapa damai dan harmoni dan bahagia akan ada di rumah kita dan di gereja kita? Bisakah Anda bayangkan? Semoga Tuhan menolong kita menggunakan hukum dan tidak menyalahgunakannya. Amin? {Amin} Anda tahu, jika Anda mencari kebajikan orang lain, apa yang Anda lihat? Kebajikan, dan jika Anda berbicara tentang kebajikan itu, dengan dua prinsip yang sama yang merugikan Anda jika Anda mengkritik dan mencari-cari kesalahan, sekarang, Anda sedang, apa? Diberkati dan diuntungkan, karena Anda melihat yang positif dan Anda berbicara tentang hal positif; dan Anda tidak hanya menyebarkan kedamaian dan kebahagiaan, tetapi Anda membantu diri Anda sendiri mengembangkan kebajikan seperti Kristus. Apakah Anda melihat cara kerjanya? Bisakah saya mendapatkan tanggapan? Apakah Anda melihat cara kerjanya? Apakah Anda mengerti apa yang dijelaskan di sini? Oke, sekarang, lanjutkan dengan cepat.

Bagaimana hukum pengaruh timbal balik ini berlaku untuk mengatasi emosi/amarah? Ini dapat diterapkan secara langsung. Harap mengerti ini. Mohon dimengerti. Yakobus 1:19-20, “Hai saudara-saudara yang kukasihi, setiap orang hendaklah,” apa? “cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.” Apa yang dihasilkan oleh amarah manusia? Lebih dari kemarahan manusia. Itu membuat Anda semakin marah. Tapi tolong perhatikan, tolong perhatikan, sebelum kita disuruh “lambat untuk marah“, kita disuruh, apa? “…lambat untuk berkata-kata.” Apakah itu penting? Itu sangat penting. Itu sangat penting. Saudara-saudari terkasih, satu-satunya cara agar kita lambat untuk marah adalah belajar lambat untuk berkata-kata. Sebenarnya, satu-satunya cara agar kita tidak marah sama sekali adalah belajar untuk tidak mengungkapkan kata-kata marah, karena hukum, apa? … pengaruh timbal balik. Dan omong-omong, apa yang lebih dulu? Cepat untuk mendengar. Anda tahu, sering kali kita marah hanya karena kita belum benar-benar memahami apa yang diperlukan dalam situasi tertentu. Jika kita tidak membiarkan diri kita bereaksi secara emosi, jika kita mau meluangkan waktu untuk memahami semua fakta, kita mungkin tidak akan marah sama sekali. Cepatlah untuk mendengar, tetapi lambatlah untuk berkata-kata, dan jika Anda lambat untuk berkata-kata, Anda akan lambat untuk marah.

Nah, Amsal 15:18; bukan, Dalam Child Guidance, halaman 95: “Mengucapkan kata-kata amarah seperti orang cerewet yang menyerang orang cerewet: itu sekaligus mengobarkan amarah.” Apa akibatnya mengucapkan kata amarah? Itu mengobarkan rasa amarah. Nah, saya rasa sebagian besar dari Anda berpikir itu mengobarkan rasa marah pada orang lain. Benar? Itu biasanya cara kita berpikir. Tapi menurut hukum pengaruh timbal balik, jika kita mengucapkan kata yang penuh amarah, pada siapa itu akan mengobarkan lebih banyak rasa marah? Kita sendiri, diberkatilah hati Anda! Jika Anda mengucapkan kata-kata marah, menurut hukum pengaruh timbal balik, Anda akan membuat diri Anda sendiri lebih marah. Di sinilah letaknya kita kalah dalam hal mengendalikan emosi. Apakah Anda mendengar apa yang baru saja saya katakan? Di sinilah kita kalah dalam pertempuran dalam hal mengendalikan emosi. Kita kalah dalam pertempuran dengan membiarkan lidah untuk mengungkapkan perasaan marah kita; dan segera, ketika Anda mengucapkannya maka Anda menguatkannya. Kemudian saat Anda terus mengucapkannya, maka semakin Anda, apa? Menguatkannya lagi, sampai Anda masuk ke lingkaran setan dan Anda benar-benar kehilangan kendali.

Dalam buku Adventis Home, halaman 437: “Kita harus menahan amarah yang meledak dan mengendalikan kata-kata kita.” Mohon perhatikan, apa yang saling terkait di situ? Menahan amarah yang meledak dan, apa? Mengendalikan kata-kata kita, itu tidak dapat dipisahkan, dan Anda akan menjumpainya berulang kali saat kita melanjutkan pelajaran ini. “Kita harus menahan amarah yang meledak dan mengendalikan kata-kata kita, dan dalam hal ini kita akan memperoleh kemenangan besar. Kecuali kita mengendalikan kata-kata kita dan,” apa? “…emosi/amarah,” – itu lagi – “…kita adalah budak setan.” Saudara-saudari yang memiliki temperamen yang tidak terkendali, tolong kenali situasi dan kondisi menakutkan yang Anda hadapi. “Kecuali kita mengendalikan kata-kata dan emosi kita, kita adalah budak setan.” Baca selanjutnya: “Kita tunduk padanya. Dia menuntun kita sebagai tawanan. Semua kata-kata yang menggelegar dan tidak menyenangkan, tidak sabar, gusar adalah persembahan yang diberikan untuk keagungan setan. Dan itu adalah persembahan yang mahal, lebih mahal daripada pengorbanan apa pun yang dapat kita berikan untuk Tuhan; karena merusak kedamaian dan kebahagiaan seluruh keluarga, merusak kesehatan, dan pada akhirnya menjadi penyebab hilangnya kebahagiaan yang abadi.” Saudara-saudari terkasih, tolong, tolong, pahami bahwa jika Anda memiliki masalah temperamen, dengan anugerah Tuhan, Anda harus menang atas itu. Bagaimana bisa? Bagaimana?

Dalam Testimonies , Jilid 2, halaman 78: “Kamu memiliki temperamen yang tidak terkendali, dan tidak mengendalikan lidahmu.” Apa yang Anda lihat bertemu lagi di sini? Kedua hal itu. “Kurangnya pengendalian diri telah melukai diri Anda dan keluarga Anda. Kebahagiaan, ketenangan, dan kedamaian ada di rumah Anda tapi hanya dalam waktu yang singkat. Jika kehendak Anda dilanggar, Anda mudah marah, dan kemudian Anda berkata-kata dan bertindak seolah-olah Anda dikuasai oleh setan. Malaikat berbalik dari adegan perselisihan di mana kata-kata marah saling dilontarkan. Sering kali Anda menghalau malaikat surgawi yang mulia dari keluarga Anda dengan pemanjaan nafsu.” Saya berbagi pernyataan itu dengan Anda karena saya ingin Anda melihat, saudara-saudari terkasih, betapa merusaknya sifat kemarahan yang meluap-luap itu. Itu sangat merusak, tidak hanya untuk kesehatan dan kesejahteraan siapa pun yang tinggal bersama Anda, tetapi terutama untuk kesehatan dan kesejahteraan Anda sendiri. Mohon dipahami bahwa itu tidak hanya menjadi penghalang Anda menikmati hidup di dunia ini, itu akan menghalangi Anda menikmati kehidupan kekal. Dalam buletin General Conference, 1903, halaman 89: “Ingatlah bahwa…, jika Anda saling mengucapkan kata-kata perselisihan kepada sesama anggota gereja [atau anggota keluarga], Anda akan mengucapkan kata-kata yang sama di surga, jika Anda diizinkan masuk ke sana. Tapi Anda tidak akan pernah diizinkan kecuali Anda berubah.” Itu cukup jelas. Jadi, “Tanpa kekudusan, tidak seorang pun akan melihat Tuhan.” {Ibr 12:14} Tuhan tidak akan membawa siapa pun ke surga bagi yang belum mendapatkan kemenangan penuh atas emosinya, karena mereka akan membahayakan kebahagiaan surga. Apakah Anda mendengar apa yang saya katakan?

Oke, lalu bagaimana? Bagaimana kita bisa mengendalikan emosi kita? Itu adalah pertempuran; itu adalah pertempuran yang hebat, tetapi saudara-saudari terkasih, saat kita belajar berjuang untuk menang dalam kekuatan Yesus Kristus, itu adalah pertempuran yang akan membawa kemenangan yang sungguh berharga. Amsal 16:32, “Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, dan orang yang menguasai dirinya melebihi orang yang merebut kota.” Perlu perjuangan nyata untuk menaklukkan sebuah kota, tetapi mereka yang menaklukkan emosinya adalah lebih hebat daripada seseorang yang menaklukkan kota. Itulah yang dikatakan orang bijak kepada kita di sini. Anda tahu, beberapa dari Anda, diberkatilah hati Anda, Anda memiliki pertempuran yang sangat menantang di tangan Anda, pertempuran kuat di tangan Anda karena diturunkan kepada Anda. Sifat marah/emosi sering diterima sebagai warisan. “Yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya kepada keturunan yang ketiga dan keempat.” {Kel 20:5} Hati saya tertuju pada Anda yang mewarisi temperamen yang sangat tidak terkendali. Anda memiliki pertempuran yang lebih hebat daripada yang lain. Tapi saya ingin membesarkan hati Anda bahwa tidak peduli kecenderungan apa yang diwariskan kepada Anda, Anugerah Kristus cukup memampukan Anda untuk menang. {2 Kor 12:9} {Amin} Anda akan memiliki pertempuran yang lebih kuat dari yang lain yang tidak memiliki warisan yang sama dalam hal ini.

Ada banyak orang yang bergumul dan memenangkan pertempuran ini dan kebanyakan dari kita sama sekali tidak menyadari… Betapa motivasi kasih yang kuat, usaha yang dipimpin oleh Roh diperlukan untuk meraih dan mempertahankan kemenangan itu, tapi saya berjanji bahwa Tuhan tahu; Tuhan mengetahuinya. Mohon dengarkan pernyataan yang luar biasa ini, dalam Adventist Home, halaman 443: “Tuhan mengetahui setiap rahasia kehidupan. Bagi sebagian orang, pergumulan terus-menerus berlangsung terhadap pengendalian diri. Setiap hari mereka berjuang tanpa kentara dalam doa yang sungguh-sungguh melawan ucapan dan amarah yang keras. Perjuangan ini mungkin tidak akan pernah dihargai oleh manusia. Mungkin itu tidak mendapat pujian dari bibir manusia untuk menahan ledakan kata-kata yang ingin diucapkan. Dunia tidak akan pernah melihat penaklukan ini, dan jika dapat melihatpun, itu hanya akan membenci penakluknya. Tapi dalam catatan surga mereka terdaftar sebagai pemenang. Ada Dia yang menyaksikan setiap pergumulan dan kemenangan yang tersembunyi ini, dan Dia berfirman, ‘Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan; dan orang yang menguasai dirinya melebihi orang yang merebut kota.'” {Ams 16:32}

Saudara-saudari terkasih, saya ingin membawa Anda kembali, untuk sesuatu yang dinyatakan di tengah paragraf itu, yang memberi kita rahasia kemenangan atas emosi/temperamen. Apakah Anda memperhatikannya? “Itu mungkin tidak mendapat pujian dari bibir manusia yaitu untuk menahan ledakan kata-kata yang ingin diucapkan.” Di sana Anda memiliki rahasia kemenangan. “Menahan,” apa? “… ledakan kata-kata yang ingin diucapan.” Saudara-saudari, apa rahasia mengendalikan amarah? Itu mengendalikan lidah. Itu adalah apa? …mengendalikan lidah.

Anda tahu, Yesus adalah teladan kita dalam segala hal, bukan? Apakah Yesus memiliki sifat manusia? Iya, dia memilikinya. Apakah Dia memiliki kapasitas, sebagai manusia, untuk marah karena cara Dia diperlakukan? Apakah Dia memiliki kapasitas itu? Anda sebaiknya percaya Dia memilikinya. Apakah Dia harus melalui keadaan dan pengalaman hidupNya yang menyakitkan dan sangat berat? Haruskah Dia? Seperti yang tidak satupun dari kita pernah mengalami atau, puji Tuhan, akan mengalaminya. Pertimbangkan keadaan yang sangat berat dan menyakitkan pada akhir kehidupan-Nya di dunia. Anda ketahui, saat saya merenungkan Kristus dalam keadaan yang begitu berat Saya selalu kagum bagaimana Dia bisa tetap mengendalikan perasaan-Nya. Heran! Saya tidak memahami bagaimana Dia bisa melakukannya, sampai akhirnya Tuhan memberi tahu saya rahasia-Nya. Tahukah Anda apa rahasia-Nya? Ini ditemukan dalam Yesaya 53:7. Ini dia: “Dia dianiaya tetapi Dia membiarkan diri ditindas, dan tidak membuka,” apanya? “…Dia tidak membuka mulutnya; seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian, seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, Ia tidak membuka mulut-Nya.” Nah apa yang telah Yesaya katakan kepada kita tiga kali? Bahwa Yesus tidak mengatakan apa-apa. Dia menggunakan ekspresi yang sama dua kali, “Dia tidak membuka mulutnya,” tapi di antaranya, apa yang dia katakan? Dia diam. Sekarang, saudara-saudari terkasih, ketika Kitab Suci mengulangi sesuatu, itu karena sangat penting. Mohon dicatat itu. Ketika Kitab Suci mengulangi sesuatu, itu karena, apa? Sangat penting, dan di sini Kitab Suci telah mengulangi tiga kali bahwa Yesus tidak mengatakan apa-apa; dan di sini Anda memiliki rahasia kemenangan-Nya dalam keadaan yang sangat menyakitkan dan terbeban berat. Dia tidak membuka mulut-Nya. Apakah kita semua memahaminya?

Dalam Signs of the Times, 18 Februari 1903: “Sebagaimana setan gagal total dalam usahanya untuk membuat Kristus berdosa, maka dia akan gagal mengalahkan kita, jika kita bertindak dengan bijaksana.” Sekarang, apa maksudnya denga bertindak bijaksana? Mohon dengarkan baik-baik: “Mari kita putuskan dengan tegas…” Mari kita, apa? “… putuskan dengan tegas.” Bagaimana Anda memutuskan dengan tegas? Anda membuat keputusan dengan kehendak Anda. “Mari kita putuskan dengan tegas ketika musuh menggoda kita untuk berbicara dengan tergesa-gesa, merasa diperlakukan tidak adil atau disalahpahami, kita tidak akan membuka bibir kita.” Apakah saya mendengar “amin”? {Amin} “Jika… Jika kita akan mengucapkan satu kata sebagai balasan, musuh hampir pasti akan mendapat kemenangan. Kita harus belajar untuk diam. Dengan lidah terkekang, kita bisa menang atas setiap ujian dalam hal kesabaran yang olehnya kita dinyatakan lulus.” Apakah saya mendengar “amin”? {Amin} Itu dia; itulah rahasianya. Bagaimana kita bisa berhasil melalui setiap ujian yang menguji kesabaran kita? Lidah kita harus, diapakan? …dikekang. Kita harus belajar mengatupkan bibir. Amin? Gigitlah lidah itu, kalau memang diperlukan. Jangan bicara sepatah kata pun ketika perasaan anda sedang bergejolak, karena saat Anda mengungkapkan perasaan yang bergejolak itu, menurut hukum, apa yang Anda lakukan? Anda menguatkannya dan Anda kehilangan kendali. Satu kata! Itu saja yang Anda lakukan. Satu kata! Dan Anda akan kehilangan kendali. Kita bisa mengendalikan lidah, tetapi hanya dalam kekuatan Yesus Kristus.

Itu sebabnya, terutama jika kita memiliki masalah dalam hal kehilangan kesabaran ini, kita harus mengikuti doa Daud ini. Mazmur 141:3, “Awasilah mulutku, ya TUHAN; berjagalah pada pintu bibirku.” Saudara-saudari, jika Anda berjuang dalam pergumulan melawan amarah ini, ketahuilah bahwa Anda harus belajar untuk menolak mengucapkan sepatah kata pun dalam keadaan yang memprovokasi dan menjengkelkan; dan ketahuilah bahwa Anda hanya dapat melakukannya dengan berdoa berikut ini: “Awasilah mulutku, ya TUHAN; Berjagalah pada pintu bibirku.” {Mzm 141:3} Perlu diketahui juga, bahwa cara terbaik untuk mengontrol apa yang keluar dari mulut Anda adalah dengan mengatur apa yang terjadi di dalam hati Anda. Lagi pula, “karena yang meluap dari hati diucapkan,” apa? “…oleh mulut.” {Mat 12:34} Jadi mintalah Tuhan tidak hanya untuk menjaga mulut Anda, tetapi mintalah Dia membantu Anda mengatur pikiran dan perasaan Anda, dan membawanya sebagai tawanan kepada-Nya {2 Kor 10:5}, dan di situlah teks berikutnya masuk, Yesaya 26:3, “Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya, karena dia,” apa? “…dia percaya kepada-Mu.”Dia percaya kepada-Mu.” Nah, saya ingin menantang Anda, saudara-saudari terkasih, untuk percaya pada Tuhan, dan untuk mengetahui bahwa Dia mampu menjaga Anda agar tidak tersandung {Yudas 1:24}, untuk mengetahui bahwa Dia tidak akan membiarkan Anda dicobai melebihi dari yang Anda mampu, tetapi pada waktu pencobaan akan memberikan, apa? …jalan keluar. {1 Kor 10:13} Ketika Anda berada dalam situasi yang mengganggu, percayalah kepada-Nya.

Ketahuilah bahwa Dia akan memampukan Anda untuk mengatasinya, dan belajar mengenali berkat dalam ujian. {ST, 21 Agustus 1893 par. 5} Apakah Anda mendengar apa yang baru saja saya katakan? Belajar mengenali, apa? Berkat dalam ujian/cobaan, saat Anda menghadapinya dan menaklukkannya dengan kekuatan-Nya. Anda ingat pelajaran kita dari kitab Yakobus tentang pencobaan? {L28, hal. 2} Dia berkata, diberkatilah kamu… “diberkatilah orang yang,” apa? “…bertahan dalam pencobaan,” bertahan dalam pencobaan. {Yak 1:12} Jadi tolong ajari diri Anda sendiri untuk benar-benar berterima kasih kepada Tuhan atas keadaan yang mengganggu/menyakitkan karena itu memberi Anda kesempatan untuk belajar mengendalikan emosi Anda. {GW92 133.2} Syukur kepada-Nya bahwa dalam kekuatan-Nya Anda dapat membuat pengalaman ini menjadi berkat dengan belajar untuk memiliki kedamaian-Nya mengendalikan perasaan Anda secara supernatural, dan kuasa-Nya mengatur lidah Anda secara supranatural, dan dengan damai sejahtera dan kuasa-Nya, Anda dapat mengendalikan emosi Anda. Apakah Anda memahaminya? Anda dapat, Anda harus, mengendalikan emosi Anda, saudara-saudari terkasih. Dalam Reflecting Christ, halaman 293: “Dengan kekuatannya sendiri, manusia tidak dapat mengendalikan dirinya. Tetapi melalui Kristus ia dapat memperoleh pengendalian diri. Dengan kekuatan-Nya ia dapat membawa pikiran dan kata-katanya”pikiran dan kata-kata – “… tunduk pada kehendak Tuhan. Agama Kristus membawa emosi di bawah kendali akal budi dan mendisiplinkan lidah. Di bawah pengaruhnya, watak/emosi yang lekas marah dapat ditundukkan dan hati dipenuhi dengan kesabaran dan kelembutan.” Itulah kemenangan atas temperamen/emosi. Apakah saya mendengar kata “amin”? Itulah kemenangan, dan saudara-saudari terkasih, Anda bisa mendapatkan kemenangan itu.

Sekarang, secara cepat, membahas dengan saya: Saya ingin memberi Anda “M.O.” untuk mengatasi emosi yang marah, kesal. Sebuah “M.O.,” apa itu “M.O.”? Sebuah modus operandi, untuk menggunakan istilah Latin. Itu berarti mode operasi, metode operasi. Inilah M.O. dan itu berhasil karena itu adalah penerapan hukum pengaruh timbal balik ini. Oke? Harap dicatat. Ketika Anda menemukan bahwa Anda memiliki perasaan yang gusar karena beberapa keadaan menjengkelkan yang Anda hadapi. Nah idealnya apa yang seharusnya Anda lakukan adalah langsung menolak perasaan itu dan berseru agar Tuhan memberi Anda damai sejahtera yang melampaui segala akal. {Flp 4:7} Percaya kepada-Nya dan percaya akan janji-Nya, “Aku akan menjagai dengan,” apa? “…damai sejahtera bagi yang hatinya teguh tertuju pada-Mu.” {Yes 26:3} Itu idealnya. Tapi jika Anda belum melakukannya, dan jika Anda merasa perasaan Anda sangat terganggu, lalu tolong, mohon, ini M.O.:

Nomor satu: Jangan diekspresikan. Nomor Satu: Jangan, apa? …diekspresikan. Jangan mengucapkan sepatah kata pun, karena jika Anda melakukannya, apa yang akan terjadi? Anda akan kehilangannya; Anda akan kehilangan kendali. Menurut hukum pengaruh timbal balik, perasaan itu akan diperkuat dan didorong dan Anda akan kehilangan kendali. Jadi jangan diekspresikan. Nomor satu, jangan, apa? …diekspresikan.

Tapi nomor dua: Jangan hanya ditekan. Jangan hanya, apa? …ditekan. Ya, gigit lidah, tapi jika hanya itu yang Anda lakukan, jika Anda hanya menolak untuk mengekspresikan, jika Anda hanya menekan, apa yang akan terjadi cepat atau lambat? Ayo, apa yang akan terjadi? Tekanannya akan meningkat sampai tiba-tiba seperti tutup panci tekanan tinggi yang meletup, dan muncullah tampilan kemarahan yang mengerikan. Apakah Anda mengikuti ini? Jadi Anda mungkin berkata, “Eh, tunggu dulu, apa ada pilihan? jika kita tidak ekspresikan dan kita juga tidak hanya menekan?” Ya, ditekan, tapi jangan hanya ditekan.

Apa langkah ketiga? Akui. Apakah saya mendengar kata “amin”? {Amin} Akuilah. Beberapa dari Anda mungkin berkata, “Eh, tunggu dulu, Saya tidak punya sesuatu yang perlu untuk diakui, saya belum mengatakan apa-apa.” Jika Anda menjawab seperti itu, itu karena Anda belum belajar bersama kami minggu ini. Ingat, saudara-saudari terkasih, ketika kita memanjakan dan mengizinkan pikiran atau perasaan salah tinggal dalam pikiran, di mata Tuhan, kita punya apa? Ayo, apa yang sudah kita lakukan? Kita telah berdosa. Kita memiliki embrio dosa di dalam rahim pikiran, dengan menggunakan suatu analogi yang kita gunakan ketika kita membahas kitab Yakobus. {L29, hal. 3} Oke? Jadi jika perasaan yang salah telah melewati batasnya, yakni pertama-tama penolakan langsung oleh kehendak yang disucikan, dan jika kita memanjakan itu dan membiarkannya tetap tinggal, dan dikuatkan dalam pikiran kita, saudara-saudari terkasih, baiklah kita mengenal bahwa kita memiliki sesuatu yang harus diakui. Kita telah berdosa. Yesus menyatakan ini sangat jelas, dan kita telah mencatat ini sebelumnya jadi saya tidak dapat menjelaskannya lagi sekarang. Ini ditemukan dalam Matius 5:22. Izinkan saya membaca dengan cepat dari Terjemahan Hidup Baru, terjemahan yang sangat menarik yang relatif baru. “Tetapi Aku berkata kepadamu, setiap orang yang marah terhadap saudaranya, harus dihukum!” Anda lihat, mereka telah mengeluarkan itu… klausa kecil di sana yang kita bicarakan sebelumnya. Ketahuilah, “Jika Anda marah pada seseorang, Anda harus dihukum.” {Mat 5:22} Yesus berbicara tentang hukum yang mengatakan, “Jangan membunuh,” {Kel 20:13} dan Dia memperjelas bahwa Anda dapat melanggar hukum itu hanya dengan menjadi, apa? …marah. Jadi jika Anda hanya memiliki perasaan marah, Anda telah melanggar hukum dan Anda memiliki sesuatu untuk diakui.

Ini pernyataan lainnya. Dalam Child Guidance, halaman 95: Maaf, mari kita baca 1 Yohanes 3:15 dulu: “Siapa yang membenci saudaranya adalah,” apa? “…pembunuh.” Anda tidak perlu menarik pelatuk, menusukkan pisau. Anda bahkan tidak perlu menghajarnya. Anda bahkan tidak perlu mengutuknya. Jika Anda hanya membencinya, Anda bersalah, dan Anda harus, apa? Mengakui. Dalam Child Guidance, halaman 95: “Kita tidak boleh kehilangan kendali atas diri kita sendiri. Marilah kita selalu meneladani Pola yang sempurna di hadapan kita. Adalah dosa untuk berkata-kata dengan tidak sabar dan menjengkelkan atau merasa marah – meskipun kita belum katakan.” Itu Alkitabiah. Itu dosa, apa? Merasa marah walaupun kita belum katakan. Jadi hanya karena Anda bisa menggigit lidah, dan tidak mengungkapkannya, itu tidak berarti Anda tidak berdosa. Apakah Anda mengikuti ini? Nah jika Anda mengekspresikannya, dosa Anda bertambah. Itu sebabnya Yesus selanjutnya berkata, “Siapa pun yang marah dengan saudaranya bersalah. Siapapun yang mengatakan…” Bagaimana terjemahan the New Living katakan, “Jika Anda menyebut seseorang idiot, Anda dalam bahaya dibawa ke hadapan Mahkamah Agama. Dan jika kamu mengutuk seseorang, kamu diserahkan ke dalam api neraka yang menyala-nyala.” {Mat 5:22 NLT} Soalnya, semakin kuat dan terang-terangan kita mengungkapkan kemarahan, semakin bersalah kita. Tapi intinya kita bersalah karena telah berbuat dosa, walaupun kita hanya memiliki perasaan marah di dalam hati kita. Apakah Anda mengikuti ini? Itu penting untuk diketahui saudara-saudari, karena kita tidak bisa melepaskan amarah kecuali dengan mengakuinya sebagai dosa dan menerima pengampunan untuk itu. Apakah Anda mendengar apa yang saya katakan? Makanya kita tidak bisa hanya menekan saja. Kita harus, apa? Mengakuinya; dan jika kita mengaku, apa yang akan Tuhan lakukan? “Jika kita mengaku dosa kita, Dia,” apa? “…setia dan adil untuk mengampuni kita dan,” apa lagi? “…menyucikan kita dari segala kejahatan.” {1 Yoh 1:9} Itu adalah, saudara-saudari terkasih, katarsis yang aman bagi Anda. Itu adalah, apa? … katarsis yang aman. Anda dapat membawanya kepada Tuhan dalam doa, dan menerima kelepasan.

Ada katarsis yang tidak aman, yaitu dengan mengekspresikannya dalam keadaan marah, dan Anda pasti akan memperkuatnya jika Anda melakukan itu. Tolong, jangan diekspresikan; jangan hanya ditekan, tapi, apa? Diakui. Akuilah itu sejauh mana itu disadari, dan lakukan dengan kerendahan hati. Ada pernyataan indah yang harus saya bagikan. Dalam Review and Herald, 16 Desember 1884: “Jika ada kesulitan saudara-saudari.” “Jika ada kesusahan saudara-saudari – jika iri, kebencian, kepahitan, dugaan jahat, telah ada, akui hal-hal ini, tidak secara terbuka, tetapi pergilah ke saudara-saudarimu secara pribadi. Secara jelas. Jika Anda telah melakukan satu kesalahan dan mereka dua puluh kesalahan, akui yang satu itu seperti Anda adalah yang paling bersalah. Pegang tangan mereka, biarkan hatimu melembut di bawah kuasa Roh Tuhan dan berkata, ‘Maukah kamu memaafkan saya? Saya memiliki perasaan yang tidak benar terhadap kamu. Saya ingin memperbaiki setiap kesalahan, sehingga tidak ada yang dapat melawan saya dalam catatan buku di surga. saya harus memiliki catatan yang bersih.'” {Rev 20:12} Saya ingin menjelaskannya, tapi kita tidak punya waktu. Saudara-saudari terkasih, tolong, apa itu M.O.? Jangan diekspresikan. Jangan hanya ditekan. Akuilah, kemudian, apa?

Kemudian dievaluasi. Kemudian dievaluasi, tapi baru saat itulah. Dievaluasi: menilai situasi. Diskusikan dengan orang yang bermasalah dengan Anda. Belajarlah dari kesalahan agar tidak mengulanginya lagi. Tapi mohon jangan coba mengevaluasi sebelum, apa? … mengakuinya. Jika Anda mencoba mengevaluasi tanpa terlebih dahulu mengakui, Anda hanya akan masuk ke jalan buntu. Apakah Anda mendengar saya? “Saya tidak akan mengatakan itu jika kamu tidak melakukan ini.” “Yah, saya tidak akan melakukan itu jika kamu tidak melakukan ini.” Dan kita masuk ke jalan buntu. Mengakui, akuilah kesalahan Anda, menerima pengampunan dan kemudian Anda bebas dari beban menakutkan itu yakni untuk membenarkan diri Anda sendiri karena Anda sudah diampuni. Apakah itu masuk akal?

Lalu, apa yang terakhir? Pernyataan. Nyatakan iman dan kasih Anda kepada Tuhan dan penghargaan Anda untuk orang yang telah Anda sakiti. Dalam Ministry of Healing, halaman 492, pernyataan yang kuat itu lagi: “Tumbuhkan kebiasaan berkata-kata yang baik tentang orang lain. Perhatikan sifat-sifat baik orang-orang yang bergaul dengan Anda, dan melihat sesedikit mungkin kesalahan dan kegagalan mereka. Saat tergoda untuk mengeluh tentang apa yang telah dikatakan atau dilakukan seseorang, pujilah sesuatu dalam kehidupan atau tabiat orang itu. “ Saudara-saudari, saat kita melakukannya, saat kita menggunakan hukum, kita akan sangat diberkati. Amin? {Amin} Mari kita berdiri untuk berdoa.

Bapa, tolong ajari kami untuk menggunakan hukum ini, terutama dalam hal memperoleh kemenangan atas temperamen/emosi kami. Kami meminta ini dalam nama Yesus. Amin. Tuhan memberkati Anda; Terima kasih banyak.